Framing Hoax Ratna Sarumpaet: Prabowo Jadi Korban dan Ceroboh

Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) dan Sandiaga Uno (kanan) didampingi Dewan Penasehat BPN Amien Rais (kiri) memberikan keterangan pers mengenai berita bohong penganiayaan Ratna Sarumpaet, di kediaman Prabowo Subiant
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Ada beberapa hal yang tersisa dari drama hoax Ratna Sarumpaet. Kabar Ratna dikeroyok sejumlah pria namun fakta sebenarnya bohong, membuat media sosial ramai percakapan.

Soroti Banyak Bunuh Diri karena Pinjol, DPR Minta Pemerintah Gerak Cepat Benahi Regulasi

Percakapan ini melibatkan dua kubu utama yakni kubu pro oposisi dan pro petahana. Masing-masing kubu punya narasi atas drama Ratna Sarumpaet.

Setelah kebohongan Ratna terungkap, framing yang muncul dalam percakapan di media sosial yakni Prabowo Subianto merupakan korban kebohongan Ratna. Namun, hasil analisis media sosial Drone Emprit besutan Ismail Fahmi menunjukkan, ada framing lain yang ingin dibangun di balik drama tersebut. 

VP Gibran Steps in as Acting President During Prabowo's Visit to Egypt

Dari analisis Drone Emprit, Ismail mengungkapkan, framing lain yang dibangun yakni Prabowo bukan korban kebohongan tapi penyebar hoax. Namun, Ismail mengatakan framing yang coba dibangun ini lemah. Sebab dari kubu pro petahana juga ada yang menyebarkan kabar awal dari kisah Ratna tersebut. 

"Frame lain yang tampak adalah PS itu ceroboh, kurang pandai memfilter informasi, sehingga mudah dibohongi," tulis Ismail dalam akun Facebooknya dikutip Kamis 4 Oktober 2018. 

Baleg DPR Tunggu Pemerintah Soal Usulan Kepala Daerah Dipilih DPRD

Menurut Ismail, framing ini sudah mulai terbangun dengan bagus, bisa membuat orang menjadi penasaran dan bertanya-tanya disertai keraguan atas kemampuan Prabowo sebagai pemimpin bijak. 

Namun tanpa framing tersebut pun, calon presiden dari koalisi Gerindra itu sudah mengakui memang ada kesalahan dalam menerima dan mengolah informasi.

"Namun, ternyata PS sendiri mengakui bahwa dirinya 'grusa grusu' dan 'terlalu percaya' sehingga berbuat salah," tulisnya. 

Ismail berpandangan, pengakuan Prabowo terburu-buru mengolah informasi justru malah tak membuat citranya makin buruk di mata publik. 

"Kalau selalu menyangkal dan selalu merasa benar, itu malah membuat orang tak percaya. Namun jika mengakui bahwa dia ceroboh, itu bisa positif, karena terbuka kesempatan untuk memperbaiki diri," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya