Smartfren Gandeng Perpustakaan Nasional Tingkatkan Literasi Digital
- Istimewa
VIVA – Berdasarkan studi "Most Literated Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara untuk tingkat literasi dan minat membaca.
Posisi Indonesia berada di bawah Thailand (59) dan di atas Botswana (61). Hal tersebut dinilai sangat menyedihkan, karena di era digital, definisi ‘membaca’ tidak hanya dapat dimaknai sebagai membaca buku fisik saja, tetapi juga sumber bacaan digital.
Melihat hal tersebut PT. Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) bersama Gerakan Permasyarakatan Minat Baca (GPMB), berinisiatif melakukan kerja sama untuk mendorong semakin tumbuhnya budaya literasi digital.
Head of Community Development PT Smartfren Telecom Tbk, Dani Akhyar, menyatakan, PT. Smartfren Telecom sebagai salah satu operator komunikasi di Indonesia, mempunyai rasa tanggung jawab untuk terus mendorong teknologi 4G LTE yang dihadirkannya untuk kemajuan masyarakat, salah satunya lewat literasi digital.
“Sebagai salah satu operator telekomunikasi di Tanah Air, kami merasa ikut bertanggung
jawab membangun karakter bangsa, salah satunya dengan meningkatkan budaya literasi di era digital,” menurut Dani dalam keterangan tertulis pada VIVA, Rabu, 26 September 2018.
Bambang Supriyo Utomo, selaku ketua umum Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh Smartfren.
“Mewujudkan masyarakat yang unggul dan berbudaya saing tinggi, serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui budaya gemar membaca, tentunya harus mendapat dukungan dari semua pihak. Di era digital ini, siapa lagi yang dapat memberikan dukungan selain perusahaan
telekomunikasi? Karena itu GPMB mengapresiasi dan berterima kasih kepada Smartfren," katanya.
Usai penandatanganan nota kesepahaman antara Smartfren dan GPMB, keduanya akan
melakukan kegiatan yang akan menyasar masyarakat, antara lain dengan sosialisasi literasi budaya digital ke sekolah yang berada di Indonesia. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama setengah tahun penuh.