7 Jenis Profesi yang Aman dari Jajahan Robot di Masa Depan
- Dokumentasi Angkasa Pura II
VIVA – Bernard Marr, ahli bisnis, teknologi, dan big data, menceritakan di laman Forbes. Ia sering diminta bicara di forum, membahas kecerdasan buatan (AI) dan revolusi industri 4.0.
Ketika itu, Marr kerap mendapat pertanyaan dari audiens: keterampilan apa yang harus dikembangkan untuk mempersiapkan diri menghadapi era robot menggantikan pekerjaan manusia?
Jawabannya ada dua, menurut Marr, seperti ditulis awal Agustus 2018 lalu. Pertama, penting untuk memahami perkembangan AI dan teknologi. Pelajari tentang kemajuan yang dibuat dan pahami apa yang bisa dilakukan oleh AI.
Dan kedua, fokus pada membangun keterampilan di wilayah yang robot tidak dapat melakukannya dengan dengan baik. Keterampilan ini ia maksudkan sebagai soft skill.
Soft skill dapat diartikan, keahlian yang tak tampak oleh mata, tapi dapat dirasakan oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Wujud soft skill ini berupa watak atau karakter.
Robot, yang digerakkan oleh bahasa pemrograman, sangat mungkin lebih andal di wilayah teknis, ketimbang manusia. Tapi mereka hanya mesin, yang bekerja sebatas mengikuti perintah otomasi.
Manusia tidak demikian. Maka, singkatnya, yang hendak disampaikan Marr, jika tak ingin dilampaui oleh robot, maka contoh keterampilan atau bidang pekerjaan berikut ini yang perlu ditingkatkan oleh manusia.
1. Empati dan komunikasi
Misalnya, robot AI bisa digunakan dalam aplikasi medis untuk melakukan pekerjaan seperti mendeteksi penyakit kanker. "Tapi saya tak ingin yang memberi tahu, jika saya kena kanker adalah robot," kata Marr.
Merujuk pada ungkapan ini, menurut Marr, pekerjaan apa pun yang membutuhkan empati seperti dokter, pengasuh, dan terapis, tidak mungkin dialihdayakan ke teknologi dalam waktu dekat.
2. Berpikir kritis
Tak peduli seberapa canggih AI, manusia tetap perlu orang yang mampu menyampaikan penilaian, bahkan secara kritis. Bidang pekerjaan yang paling nyata berkaitan dengan skill ini, misalnya pengacara.
3. Kreativitas
Sementara AI secara teknis dapat menghasilkan makanan, musik, maupun seni, tapi di dalamnya tak ada nilai inspirasi. Tak bernyawa.
Pekerjaan apa pun yang membutuhkan kreativitas, seperti penulis, insinyur, penemu, wirausaha, artis, musisi, dan sebagainya, akan aman dari jajahan AI untuk waktu yang lama.
4. Strategi
Robot hanyalah alat. Mereka tak mampu berpikir untuk merancang dan menciptakan strategi, yang diperlukan untuk memberikan makna pada relevansi tugas-tugas individu.
5. Manajemen teknologi, instalasi, dan pemeliharaan
Sampai robot memiliki robot untuk menginstal dan memelihara, manusia akan tetap diperlukan untuk merancang, merencanakan, memasang, mengelola dan memelihara teknologi, atau sistem AI apa pun.
Ini kembali ke poin pertama, tentang memahami teknologi. Semakin akrab kamu dengan teknologi, semakin berharga untuk menerapkan dan memeliharanya.
6. Keterampilan fisik
Robot memang bisa menggantikan tugas membuat kopi di pagi hari, tapi ia tak bisa menjadi seorang pemain sepak bola. Jadi, jika kamu memiliki keterampilan fisik, itu adalah aset berharga yang tak akan digeser robot.
7. Imajinasi dan visi
Imajinasi adalah satu kualitas yang dapat dibanggakan pada manusia. Keberadaannya tak bisa diprogram.
Aktivis, wirausahawan, visioner, pemimpin, penulis, pembicara, dan lainnya memiliki keunggulan tersendiri atas teknologi dalam bidang ini, dan itu tidak akan berubah dalam waktu dekat.
Sebelumnya, diprediksi bidang-bidang pekerjaan yang telah atau akan digantikan oleh robot, yaitu resepsionis, telemarketer, panitera pembukuan, proofreader, kurir pengiriman, dan bahkan penjual eceran.