Marak Mazhab Post Truth, Simak Saran Penting Badan Siber

Propaganda dan era post thuth
Sumber :
  • Instagram/@shop_propaganda

VIVA – Saat ini fenomena Post Truth sedang melanda banyak masyarakat. Fenomena ini membuat masyarakat lebih percaya pada keyakinannya dan perasaan pribadi, dibandingkan fakta-fakta yang objektif.

Literasi untuk Masyarakat Menengah ke Bawah Masih Jadi Tantangan

Padahal, fakta objektif sebenarnya bisa didapatkan melalui media mainstream. Fenomena Post Truth makin menguat dengan munculnya situs berita yang validitasnya masih dipertanyakan.

Menanggapi hal ini, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengimbau masyarakat untuk mempercayai media mainstream. Ada beberapa alasan yang logis dan rasional untuk meyakini fakta yang disajikan media mainstrem. 

Apindo Apresiasi Rencana Pemerintah Tunda PPN 12 Persen

"Media mainstream adalah media yang bisa dipercaya karena mereka menerapkan aspek kehati-hatian, pemberitaan yang berimbang, dan kode etik jurnalistik. Media mainstream juga diawasi langsung oleh Dewan Pers," ujar Juru Bicara BSSN, Anton Setiawan kepada VIVA, Senin 24 September 2018.

Jika masyarakat merasa ragu dengan informasi yang didapat, Anton menyarankan, mereka sebaiknya memeriksa informasi itu pada situs anti-hoaks dan pemeriksa fakta (fact checker). BSSN mengaku telah meliterasi digital kepada masyarakat terhadap fenomena tersebut. 

Hari Ini Pilkada 2024 Digelar Secara Serentak, Warganet Bagikan Momen Nyoblos

"Sebagai institusi pemerintah, BSSN merespons dinamika tersebut dengan melakukan edukasi kepada masyarakat melalui program kliks.bssn," ujarnya.

ilustrasi situs yang diblokir

Komdigi Blokir 6 Juta Lebih Konten di Sosmed untuk Cegah Diskriminasi Digital

Data dari Kementerian Komunikasi Digital (Komdigi), menyebutkan bahwa ada 6.059.312 konten negatif berhasil diblokir.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024