NASA Luncurkan Satelit Pengamat Es Mencair di Antartika

Benua Antartika.
Sumber :
  • www.pixabay.com/girlart39

VIVA – NASA telah memiliki sebuah satelit untuk mendeteksi es di Bumi mencair. Mereka mengatakan satelit seharga US$1 miliar itu akan memberikan manusia visi yang kuat dan data tentang waktu es mencair.

Citra Satelit Ungkap 12 Kawah di Pangkalan Udara Militer Israel Bekas Hantaman Rudal Iran

Satelit itu bernama ICESat-2. Berukuran seperti smartcar dan melakukan perjalanan setiap 91 hari. ICESat-2 akan mengirimkan laser ke Bumi berkali-kali. Ini dilakukan agar peneliti memiliki perhitungan yang tepat untuk mengukur seberapa cepat es mencair.

Dengan satelit tersebut, para peneliti dapat memeriksa bagaimana es merespons perubahan atmosfer dan lautan. Selain itu, satelit juga akan memberikan gambaran tentang apa yang membuat es mencair ataupun tidak, di sebuah wilayah tertentu.

Beda Latensi Satelit Berbasis LEO dan GEO

Setelah data terkumpul mengenai ketebalan es dan ketinggiannya, peneliti akan menganalisis masa depan permukaan dan mempredikasi kenaikan air laut.

Langit Jadi Lebih Terang Gara-gara Ini
Ilustrasi ICESat-2 milik NASA

"Ketika iklim memanas, kita melihat perubahan di air laut. Permukaan air laut meningkat," kata profesor glasiologi Scripps Institution of Oceanography yang juga mengerjakan proyek ICESat-2, Helen Fricker, dilansir laman Fox News, Senin, 24 September 2018.

Menurut NASA, es mencair di Greenland dan Antartika telah meningkatkan permukaan air laut lebih dari satu milimeter per tahun. Satelit yang diluncurkan 15 September 2018 lalu ini dinilai mampu mengetahui cakupan es yang hilang di seluruh dunia.

"Dalam waktu yang dibutuhkan seseorang untuk berkedip, setengah detik, ICESat-2 akan mendapatkan 5000 pengukuran dari enam pancarannya," kata ilmuwan proyek NASA, Tom Neumann.

Menurut Frickerr, data pertama dari pengamataan ICESat-2 akan bisa dilihat pertengahan Oktober.

iPhone 14 dan iPhone 14 Plus.

Apple Punya Satelit

Apple memiliki 20 persen saham Globalstar melalui kesepakatan ekuitas senilai US$400 juta (Rp6,3 triliun).

img_title
VIVA.co.id
3 November 2024