Pemain eSports Bisa Jadi Atlet Profesional, Kuncinya Disiplin

Salah satu gamer perempuan bermain fighthing game Street Fighter.
Sumber :
  • VIVA/Lazuardhi Utama

VIVA – Industri olahraga elektronik atau eSports di Tanah Air sangat menjanjikan. Data Newzoo menyebutkan bahwa total pendapatan eSports di Indonesia mencapai US$880 juta atau hampir Rp13 triliun.

Cara Meningkatkan Kolaborasi Tim dalam Perusahaan

Begitu pula dengan jumlah anggota maupun pemain atau gamer yang mencapai 43,7 juta, di mana didominasi oleh generasi milenial antara usia 18-35 tahun. Dan, yang tidak kalah mencengangkan adalah honor yang diperoleh setiap gamer per bulannya mencapai lebih dari Rp30 juta.

Tak heran, jika eSports kini menjadi profesi idaman milenial, selain menjadi YouTuber. Menurut Channel Manager AMD International Sales & Service, Anes Budiman, gamer eSports di luar negeri, khususnya Amerika Serikat dan Inggris, benar-benar diperlakukan sebagai atlet profesional.

Inspirasi Atlet Cilik, Medina Khaira Fastabiqa Juara Umum Meski Berusia 9 Tahun

"They treated like a athlete. Main di depan desktop PC. Jadwal latihan sangat ketat. Satu hari mereka bermain 8-10 jam. Sisanya di luar itu mereka istirahat atau melakukan aktivitas luar ruangan," kata Anes kepada VIVA, Sabtu, 22 September 2018.

Channel Manager AMD International Sales & Service Ltd, Anes Budiman (berdiri)

Mendag Budi Bantah Ada Tim Khusus Buat Revisi Aturan Kebijakan Impor
Channel Manager AMD International Sales & Service, Anes Budiman (berdiri).

Bahkan, ia melanjutkan menu makanan pun diatur ketat seperti protein, karbohidrat, dan vitamin. Itu semua karena organisasi yang menaungi para gamer ini sebagai induk sudah sangat profesional.

Anes memberi contoh dua tim eSports terbaik dunia yang pernah disponsorinya, yaitu Evil Geniuses dari Amerika Serikat dan Fnatic dari Inggris.

"Mereka share info ke saya kalau mereka memperlakukan gamer-nya benar-benar seperti atlet profesional. Mereka dikarantina. Jadi mentalitas terbentuk karena disiplin. Saya berharap gamer kita seperti itu, apalagi sekarang sudah terbentuk Indonesia eSPorts Association (IeSPA) tahun 2014," jelasnya.

Evil Geniuses adalah tim eSports asal Amerika Utara yang berbasis di San Francisco. Pertama kali berdiri pada 1999 sebagai tim untuk game 'Counter-Strike’. Evil Geniuses merupakan anak perusahaan dari GoodGame Agency, yang dimiliki oleh marketplace Amazon lewat divisi Twitch mereka.

Beberapa gamer memainkan fighthing game

Adapun Fnatic adalah organisasi eSports profesional yang berdiri pada 2004 dan bermarkas di London, Inggris. Anes juga mengungkapkan rasa syukurnya karena pamor eSports sebagai cabang olahraga naik daun.

Terlebih, dengan masuknya eSports di Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang kemarin. "Saya berharap eSports bisa resmi sebagai cabang olahraga di Asian Games 2022 di Hangzhou, China," ungkapnya.

Oleh karena itu, AMD Indonesia menggelar turnamen AMD eSports Fight! Championship 2018 yang digelar mulai Sabtu, 22 September hingga Minggu, 23 September 2018. Turnamen AMD eSports Fight! Championship 2018 ini melombakan dua game fighting, yaitu Tekken 7 dan Street Fighter, untuk memperebutkan total hadiah sebesar Rp45 juta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya