Bumi Memasuki 'Ice Age' Selama 4 Bulan, Ada Apa?
- NASA/Joel Kowsky/Flickr
VIVA – Matahari dilaporkan kehilangan 'noda hitam' atau Bintik Matahari selama 133 hari atau 4 bulan 13 hari sepanjang tahun ini. Berkurangnya Bintik Matahari menjadi pertanda Minimum Solar. Peristiwa Minimum Solar yang berkepanjangan ini menyebabkan Bumi memasuki zaman es atau 'ice age'.
Hal ini pernah terjadi selama 70 tahun dan dikenal sebagai Minimum Maunder, di mana membuat cuaca lebih dingin selama tujuh dekade, mulai dari 1645 hingga 1715. Bintik Matahari sangat jarang kala itu. Namun kini, suhu turun mencapai 1,3 derajat celcius yang menyebabkan musim lebih pendek dan kekurangan pangan.
Bintik Matahari merupakan area di permukaan Matahari, atau tepatnya di lapisan fotosfer, yang suhunya lebih dingin dibanding area di sekelilingnya. Mengutip dari situs Express, Jumat, 31 Agustus 2018, terakhir kali Matahari punya sedikit bintik pada 2009.
"Minimum Solar telah kembali dan membawa sinar kosmik ekstra. Lubang yang akan bertahan lama di dalam atmosfer Matahari dan aurora pink yang aneh," demikian menurut laporan dari website Space Weather.
Diperkirakan, Matahari akan menyambut Minimum Solar lebih awal. Selain itu, Matahari mengikuti siklus 11 tahunan di mana mencapai Maksimum Solar, yang kemudian diikuti Minimum Solar.
Ketika maksimum, Matahari memberi banyak panas dan dipenuhi dengan Bintik Matahari. Sedangkan, penurunan suhu panas pada Minimum Solar karena adanya penurunan gelombang magnetik.
Sementara itu, situs meteorological, Vencore Weather, memperkirakan Matahari tanpa bintik akan terjadi selama beberapa tahun ke depan.
"Aktivitas Matahari yang rendah berdampak pada cuaca dan musim di Bumi, serta diketahui berkolerasi dengan peningkatan sinar kosmik yang mencapai bagian atas atmosfer," menurut Vencore Weather.