Donald Trump Baper, Tuduh Google Sembunyikan Berita Baik Soal Dirinya
- REUTERS/Jonathan Ernst
VIVA – Beberapa hari lalu, tepatnya pada Selasa pagi, 28 Agustus 2018, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump membuat dua tweet yang memojokkan Google.
Ia menuduh Google secara sengaja membungkam suara konservatif dan menyembunyikan informasi dan berita baik pada hasil mesin pencarian.
Tapi pihak Google membantah tudingan itu. "Pencarian tidak digunakan untuk mengatur agenda politik, dan kami juga tidak bias terhadap ideologi politik. Kami memprioritaskan relevansi dan kualitas," ujar pihak Google, dikutip melalui laman Business Insider, Kamis, 30 Agustus 2018.
Sebelumnya, tuduhan Trump tersebut berdasarkan angka dari studi yang tidak ilmiah melalui blog opini konservatif, PJMedia. Mereka mengklaim 96 persen hasil pencarian Google berasal dari 'media sayap kiri' atau media yang bukan pendukungnya. Presiden menyebut ini sebagai situasi yang serius.
"Hasil pencarian Google untuk 'Trump News' hanya menampilkan berita palsu saja. Dengan kata lain mereka telah curang untuk saya dan orang lain, membuat peta dan berita buruk. 96 persen hasil berita Trump adalah media sayap kiri," sebagian isi tweet Trump yang sudah mengalami pembaruan. Sebelumnya ia menyebut berita palsu dengan media palsu.
Menurut Trump, perusahaan mesin pencari itu disebut mengendalikan apa yang bisa dan tidak bisa dilihat. Ini disebut masalah serius dan akan ditangani.
Sementara itu, pihak Google menyatakan bahwa telah memberlakukan ratusan peningkatan pada algoritmanya, untuk memastikan mereka menampilkan konten berkualitas tinggi sebagai tanggapan atas pertanyaan pengguna.
Dengan algoritma tersebut, Google berupaya terus meningkatkan sensitivitas penelusuran, tanpa ada misi manipulasi politik. Kini saat ditelusuri, cuitan Trump yang berisi protes pada Google itu telah dihapus, setelah sebelumnya mengalami pengeditan kata pada Selasa lalu, dari ‘Fake New Media’ menjadi ‘Fake News Media’.