Susah Payah WhatsApp Berantas Pesan Berantai Hoax

Aplikasi di ponsel, Facebook dan WhatsApp.
Sumber :
  • REUTERS/Dado Ruvic

VIVA – Aplikasi pesan instan WhatsApp bersusah payah memberantas pesan berantai hoax atau berita palsu, hate speech atau ujaran kebencian serta provokasi yang banyak beredar di platformnya. Khusus di India, layanan yang bernaung di bawah bendera Facebook ini melakukan kampanye radio di seluruh negara bagian di sana.

Transkrip Pesan Suara Bisa dari WhatsApp

Manajer Kebijakan Publik WhatsApp, Ben Supple, meminta para pengguna untuk memverifikasi atau memeriksa kembali kebenaran informasi yang mereka terima sebelum mereka membagikannya ke orang lain.

"Kampanye ini akan disiarkan di 46 stasiun radio berbahasa Hindi, Radio All India (AIR) di Bihar, Jharkhand, Madhya Pradesh, Chhattisgarh, Rajasthan, Uttar Pradesh dan Uttarakhand," kata Supple, seperti dikutip dari India Times, Kamis, 30 Agustus 2018.

Transformasi Honda Scoopy Jadi Sorotan Komunitas Modifikasi

Langkah ini merupakan salah satu perubahan besar yang dilakukan WhatsApp. Sebab, India merupakan adalah pasar utama bagi WhatsApp dengan 200 juta dari total 1,5 miliar pengguna di seluruh dunia.

Kampanye tersebut mengingatkan pengguna untuk berhati-hati meneruskan pesan berantai yang mengandung informasi hoax yang bisa berakibat serius. Selain publikasi ke radio, WhatsApp juga bermitra dengan Digital Empowerment Foundation (DEF) dengan menggelar sesi pelatihan bagi para pemimpin komunitas.

Mega Diversity, Fadli Zon Akan Daftarkan Lebih Banyak Warisan Budaya Indonesia ke UNESCO 

Supple mengaku bahwa sesi ini akan dilakukan di 10 negara bagian di mana terdapat kasus kekerasan berujung kematian. Ia menuturkan DEF akan membantu mendidik pejabat pemerintah, perwakilan administrasi, organisasi masyarakat sipil dan seluruh siswa-siswi.

Pelatihan ini akan mendorong pengguna WhatsApp untuk lebih terbuka terhadap komunitas lain untuk memungkinkan mereka membedakan antara opini dan fakta, dan untuk menanamkan kebiasaan verifikasi informasi melalui pemeriksaan sederhana sebelum meneruskannya ke teman dan keluarga.

"Kami ingin membantu menjaga orang-orang tetap aman dengan menciptakan kesadaran yang lebih besar tentang hoax serta memberdayakan pengguna untuk membantu membatasi penyebaran hoax maupun berita provokasi. Kami percaya melalui kekuatan pendidikan sangat penting untuk membantu mencapai visi dari program digital India," tegas Supple.

WhatsApp juga telah membatasi kiriman pesan berantai secara global. WhatsApp hanya mengizinkan maksimal lima kali berkirim pesan berantai untuk ke-20 orang saja.

Kepala Kebijakan Publik WhatsApp, Carl Woog mengatakan, India menjadi negara terbanyak yang hobi meneruskan pesan berantai dibandingkan dengan seluruh negara di dunia. "Pesan berantai ini berbagai macam. Ada pesan, foto, dan video," ungkapnya.

Ia juga mengaku telah menghapus fitur Quick Forward yang sebelumnya berada di samping foto atau video sebagai uji coba dari pembatasan kirim pesan berantai sebanyak lima kali di India.

"Kami percaya bahwa perubahan ini akan terus kami evaluasi dan membantu menjaga WhatsApp, seperti apa yang dirancang untuk menjadi aplikasi perpesanan pribadi," tutur Woog.

Pemerintah India telah memperingatkan WhatApp, untuk memberikan solusi yang lebih efektif untuk menghentikan kekerasan massa yang terjadi saat ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya