Sukses di Babi, Transplantasi Paru-paru Manusia Segera Terwujud
- REUTERS/Kacper Pempel
VIVA –  Peneliti Universitas Texas Medical Branch (UTMB) Amerika Serikat telah sukses melahirkan terobosan penting. Tim peneliti tersebut berhasil mentransplantasi paru-paru yang dikembangkan di laboratorium ke dalam tubuh babi. Hebatnya lagi, paru-paru buatan tersebut tumbuh dan babi yang menerima transplantasi tersebut tetap hidup dengan paru-paru buatan ilmuwan tersebut.
Kesuksesan transplantasi paru-paru ke dalam babi itu membuka lebar pintu untuk diterapkan pada pasien manusia. Dilansir dari laman Mirror, Senin 6Â Agustus 2018, dengan terobosan transplantasi itu, ilmuwan UTMB meyakini, dalam waktu lima tahun ke depan, transplantasi ini bisa diterapkan pada manusia.
"Jumlah orang yang mengalami cidera paru-paru di dunia telah tumbuh semakin banyak. Sementara jumlah organ yang dapat ditransplantasikan telah menurun," Â ujar profesor anestesi pediatrik di UTMB, Joaquin Cortiella.
Cortiella yang juga menjabat sebagai Direktur Asosiasi Laboraturium Nasional Galveston di UTMB menjelaskan, tujuan utama eksperimen tim mereka yakni untuk menyediakan opsi yang lebih banyak bagi mereka yang menunggu transplantasi.
Tim peneliti UTMB itu merupakan tim yang berdedikasi khusus sekaligus kelompok pertama yang berhasil menciptakan transplantasi paru-paru tersebut.
Tim ini telah menumbuhkan paru-paru manusia di laboraturium pada 2014. Saat ini penelitian mereka tengah melangkah ke jenjang berikutnya.
Untuk menghasilkan paru-paru rekayasa, tim peneliti menggunakan struktur rangka pendukung yang memenuhi kebutuhan struktural paru-paru. Para peneliti menggunakan paru-paru hewan yang tak terkait dengan babi, dan memberi paru-paru itu dengan  koktail khusus gula dan deterjen.
Cara tersebut dapat menghilangkan sel-sel dan darah di paru-paru tersebut dan tinggal menyisakan rangka protein berbentuk paru-paru. Tim peneliti kemudian mengambil sel paru-paru dari babi yang dipakai dalam eksperimen tersebut. Sel tersebut dipakai untuk menghasilkan jaringan paru-paru yang cocok dengan babi.
Setelah paru-paru ditempatkan di tangki dengan campuran nutrisi dan sel babi, paru-paru buatan itu secara biologis ditumbuhkan dalam bioreaktor selama 30 hari, sebelum dilakukan transplantasi.
Babi yang mendapatkan transplantasi paru-paru buatan itu ternyata terpantau tetap sehat. Namun setelah transplantasi berjalan dua bulan, Cortiella menyadari paru-paru buatan itu belum cukup matang untuk menggantikan paru-paru normal babi.
"Langkah berikutnya ialah mengeksplorasi kelangsungan hidup jangka panjang dan pematangan jaringan serta kemampuan pertukaran gas mereka. Mereka secara biologis tumbuh selama 30 hari sebelum transplantasi berlangsung," ujar Cortiella.
Tim tersebut berharap dapat berhasil menumbuhkan paru-paru melalui transplantasi selama 5-10 tahun ke depan. Mereka sudah melakukan penelitian ini selama 15 tahun lamanya.
"Tim kami telah melakukan sesuatu yang sangat luar biasa dengan anggaran yang sangat kecil. Sekelompok orang yang berdedikasi," kata Cortiella.