Kominfo Akui Fake News Masih Ditemukan di WhatsApp

Logo aplikasi WhatsApp.
Sumber :
  • REUTERS/Dado Ruvic

VIVA – Direktur Jenderal Aptlikasi dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, konten ujaran kebencian (hate speech) dan berita palsu (fake news) merupakan momok yang menakutkan bagi platform seperti media sosial.

Fitur Baru WhatsApp bikin Kamu Enggak bakal Ketinggalan Informasi Penting

Oleh karena itu, saat ini platform sedang memerangi dua konten negatif ini secara keseluruhan. "Tidak hanya memerangi fake news dan hate speech di Indonesia saja, tetapi global," kata dia di Jakarta, Jumat malam, 3 Agustus 2018.

Semuel menuturkan, sepanjang penyelenggaraan Pilkada DKI Jakarta tahun lalu, terdapat 16 ribu konten ujaran kebencian dan fitnah, serta kampanye hitam yang mencapai 7.800.

Cuma Modal WhatsApp, Bisnis Untung Berlipat

Namun, ia menjelaskan ada penurunan untuk Pilkada Serentak tahun ini. Semuel berharap tren ini terus berlanjut hingga Pileg dan Pilpres 2019.

Ia juga mengimbau kepada semua pihak untuk tidak menggunakan cara-cara hasutan melalui konten negatif. Mulai dari masyarakat hingga politisi.

Fitur Baru WhatsApp bikin Hidup Lebih Mudah

"Semua sistem sudah ada kemajuan dalam menjalankan demokrasi," kata Semuel.

Meski begitu, ia juga mengakui jika konten fake news masih bisa ditemukan di aplikasi pesan instan, WhatsApp.

Pemerintah, dalam hal ini Kominfo, sulit untuk masuk ke ranah privasi. "Lets move forward. Jangan mundur. Yang penting menciptakan kualitas dari demokrasi itu sendiri, termasuk di dalamnya media." (mus) 

WhatsApp.

WhatsApp akan Hadirkan Fitur Baru untuk Lacak Asal Foto

WhatsApp terus berinovasi dengan menambahkan fitur-fitur canggih guna meningkatkan kenyamanan pengguna. Salah satu fitur terbarunya adalah Google Reverse Image.

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024