Pertama di Dunia, Bank WhatsApp Resmi Buka Layanan

Logo aplikasi WhatsApp.
Sumber :
  • REUTERS/Dado Ruvic

VIVA – WhatsApp kini bukan lagi sebatas sebagai aplikasi untuk komunikasi pesan instan saja. Sebuah bank di Afrika Selatan, Absa mengumumkan membuka layanan perbankan melalui WhatsApp. Dengan demikian, nasabah cukup bertransaksi perbankan melalui aplikasi milik Facebook tersebut.

Trik buat Whatsapp Terlihat Offline Padahal Lagi Online

Layanan bank WhatsApp yang diperkenalkan Absa itu diklaim sebagai yang pertama di dunia. Absa mengatakan, alasan perbankan merilis layanan baru perbankan berbasis WhatsApp ini sebagai strategi perbankan media sosial.  

Dikutip dari Business Report, Rabu 11 Juli 2018, untuk menggunakan layanan bank berbasis WhatsApp ini, nasabah cukup bertransaksi melalui layanan ChatBanking milik Absa. 

Four Samsung Models to Lose WhatsApp Support in 2025

ChatBanking besutan Absa ini tak hanya tersedia di WhatsApp saja, tapi juga ada di Facebook Messenger dan Twitter. 

Layanan ini akan memungkinkan nasabah mengecek saldo mereka, membayar listrik, membayar data internet dan langganan televisi serta keperluan lainnya, hanya melalui aplikasi percakapan. 

Ikutan Tren Tanya Meta AI di WA, Inul Daratista Kaget Lihat Profesi Mas Adam

Untuk bisa menggunakan layanan bank WhatsApp ini, nasabah diminta untuk melakukan beberapa tahap. Pertama, nasabah menambahkan perbankan Absa dalam kontak pengguna. Selanjutnya, buka WhatsApp dan temukan kontak baru Absa. 

Kemudian, nasabah diminta untuk memblas sapaan tertentu misalnya 'hai' kepada kontak Absa tersebut. 

Sedangkan untuk memakai layanan ChatBanking besutan Absa, pengguna diminta untuk mendaftarkan pada profil bank Absa. Caranya, yakni pertama akses Setting atau Pengaturan, klik Manage ChatBanking dan selanjutnya pilih Add Profile dan ikuti langkah yang diberikan. 

Absa merupakan akronim dari Amalgamated Banks of South Africa. Bank ini dibentuk pada 1991 dengan merger beberapaa perbankan di Afrika Selatan termasuk di antaranya Volkskas Bank, perbankan untuk kalangan konglomerat yang didirikan pada 1930-an. Maklum kala itu masih berlaku politik Apartheid. 

Dalam perjalanannya, Absa menarik perhatian dari bank yang berpusat di London, Barclays. Pada 2005, Barclays membeli mayoritas saham Absa tapi belakangan mengurangi saham mereka pada tahun lalu di Absa dari 62 persen menjadi 15 persen. Barclays menjual salam ke investor kakap termasuk di antaranya Public Investment Corporation Afrika Selatan. 

Absa serius untuk melebarkan sayap bisnisnya. Sebelumnya, bank ini merencanakan untuk ekspansi perusahaan dan unit investasi perbankan di New York dan London.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya