Gojek Cari Dana Segar Baru Rp21 Triliun, buat Apa?
- Techinasia
VIVA – Gojek dikabarkan mencari amunisi untuk memperkuat ekspansi di luar pasar Indonesia yakni di Vietnam dan Thailand. Startup unicorn Indonesia itu sedang berdiskusi untuk mendapatkan putaran dana segar US$1,5 miliar atau Rp21,21 triliun untuk mendukung misi ekspansi tersebut.
Laporan putaran data pertama kali disampaikan oleh laman The Information. Menurut laman Dealstreetasia, Rabu 27 Juni 2018, pendanaan baru ke Gojek itu hingga saat ini belum menemukan kata sepakat.
Menurut sumber yang mengetahui informasi ini, Gojek masih berdiskusi dengan investor eksisting mereka yakni Tencent, Google, JD.com, dan lainnya.
Pada awal bulan ini, investor eksisting yakni perusahaan internet raksasa China Tencent Holding Ltd, Warburg Pincus secara informal sudah berdiskusi menyuntikkan investasi ke Gojek, untuk memastikan ekspansi di Asia Tenggara berjalan dengan mulus. Investor itu menggoda Gojek dengan penawaran dana anyar US$1 miliar atau Rp13,8 triliun.
Gojek memang terus-menerus mendapatkan suntikan dana dari berbagai investor. Derasnya aliran dana itu menjadi gambaran seksinya nilai Gojek bagi para investor.
Riwayat suntikan dana ke Gojek bisa dilihat dalam dua tahun belakangan ini. Pada 4 Agustus 2016, mendapat suntikan sebesar US$550 juta atau setara dengan Rp7 triliun dari KKR & Co., Warburg Pincus LLC., Farallon Capital, dan Capital Group Private Market. Kesepakatan penyuntikan dana itu telah terjadi pada 2 Agustus 2016.
Dengan begitu, nilai perusahaan atau valuasi Gojek meningkat menjadi US$1,3 miliar atau Rp17 triliun. Sebelumnya, Gojek juga sudah mendapatkan suntikan dana dari sejumlah investor seperti Sequoia Capital, DST Global, dan NSI Ventures.
Kesepakatan ini disebut telah membuat Gojek masuk ke dalam kategori Unicorn Startup. Pada 17 Agustus 2017, e-commerce raksasa China, JD.com, menyuntikkan dana segar ke Gojek sebesar Rp1,32 triliun atau US$100 juta.
Tak berhenti sampai di situ. Sebelumnya, induk perusahaan JD.com, Tencent Holding Ltd., sudah memberikan kucuran dana US$150 juta atau Rp2 triliun pada Juli 2017.
Memasuki 2018, tepatnya 18 Januari, lagi-lagi perusahaan milik Nadiem Makarim itu menerima US$$1,2 miliar atau sekitar Rp16,2 triliun dari tiga raksasa global, yakni Google, Temasek, Meituan Diaping.
Masuknya Google melalui induk usaha Alphabet sebagai investor diyakini membuat Gojek bisa berbisnis di luar wilayah Indonesia. Menurut kabar, Google menginvestasikan sekitar US$100 juta (Rp1,3 triliun) dari total Rp16,2 triliun.
Pekan ini, Gojek mengumumkan mereka memulai ekspansi ke pasar Vietnam dan Thailand. Untuk di Vietnam, brand Gojek menggunakan nama Go-viet, sedangkan di Negeri Bangkok, Gojek menggunakan nama Get.