Akurat 95 Persen, Google Tahu Kapan Kematian Seseorang
- REUTERS/Yuriko Nakao
VIVA – Banyak yang meyakini kematian merupakan rahasia Tuhan. Namun teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence diperkirakan bisa memprediksi kematian pasien di rumah sakit.
Teknologi pemrediksi kematian itu telah dirancang oleh tim peneliti dari Stanford, Universitas Chicago, dan UC San Fransisco, Amerika Serikat
Dalam memprediksi kematian pasien, peneliti memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan Google. Tim peneliti menganalisis data tidak teridentifikasi dari 216.221 pasien dewasa dari dua pusat medis di Amerika Serikat. Teknologi kecerdasan buatan Google itu juga membaca lebih dari 46 miliar titik data terkait.
Dalam memakai teknologi Google tersebut, dilansir dari laman Express, Rabu 27 Juni 2018, peneliti mengombinasikan data pasien seperti umur, etnis, jenis kelamin dengan alasan dirawat di rumah sakit, informasi rumah sakit, diagnosis, keadaan vital saat itu, dan hasil laboratorium. Mereka mengklaim, dengan data tersebut bisa memprediksi kehidupan pasien selama 24 jam berikutnya.
Peneliti menegaskan, sistem kecerdasan buatan Google ini punya tingkat akurasi 95 persen dalam memprediksi kematian pasien.
Selama penelitian, kecerdasan buatan Google belajar mengasosiasikan kata dan data dengan kematian. Teknologi ini berhasil mengetahui apakah pasien akan selamat atau lewat.
Penelitian ini mengklaim, teknologi kecerdasan buatan Google lebih baik dari manusia dalam memprediksi kematian tersebut, termasuk saat melihat durasi pasien tinggal di rumah sakit.
"Model ini mengungguli model tradisional, secara klinis menggunakan model prediktif di semua kasus. Kami percaya pendekatan ini bisa digunakan untuk membuat prediksi lebih akurat dan memiliki skala prediksi untuk berbagai skenario klinis," tulis penelitian tersebut.
Penelitian ini berfokus pada bagian dari fitur catatan kesehatan elektronik (Electronic Health Records atau EHR). Cara tersebut lebih baik dari mengambil semua data yang tersedia di sana seperti catatan teks bebas klinik, juga beberapa struktur dan semi-struktur data.
Atas penemuan ini, peneliti senior Google, Alvin Rajkomar, meminta rumah sakit secepatnya untuk menggunakan teknologi kecerdasan buatan tersebut untuk meningkatkan perawatan pada setiap pasien.