Google Ikut 'Main' di Pilkada Serentak 2018 dan Pilpres 2019

Ilustrasi surat suara.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Darwin Fatir

VIVA – Menyambut Pilkada Serentak 2018, Google turut ‘bermain’ dengan menggelar proyek khusus dengan melibatkan jaringan penulis di tanah air. Google News Initiative dan News Lab bekerja sama dengan para jurnalis untuk melawan penyebaran informasi yang salah, dan membantu para pemilih dalam menunaikan hak pilihnya.

2 Pria Ditangkap Buntut Sebar Hoaks Soal Warga vs Truk di Tangerang

Selain Indonesia, Google juga menggelar proyek serupa untuk menyambut Pemilu nasional dan negara bagian di India, dan Pemilu Sela di Amerika Serikat.
 
Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia memiliki pemilih yang antusias dan dinamis, yang mana hampir 70 persen pemilih menggunakan hak pilihnya pada Pilpres 2014. Pada hari ini, 27 Juni 2018 ini, Indonesia akan kembali menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada serentak yang juga dianggap masyarakat Indonesia sebagai pemanasan jelang Pilpres 2019.
 
Dalam keterangan tertulis yang diterima Rabu 27 Juni 2018, Google menyoroti derasnya berita palsu dan hoax seiring datangnya pesta demokrasi di Indonesia itu. Informasi palsu yang muncul itu mengeksploitasi perbedaan latar belakang agama dan suku yang masih selalu jadi perdebatan di negeri ini.

Dewan Pers Indonesia telah menyerukan kepada semua pihak untuk waspada terhadap ‘media massa palsu atau yang tidak terverifikasi’, sebab media jenis ini cenderung bertujuan menebar hoax saat Pemilu.
 
Dalam menggelar proyek Pemilu itu, Google menggandeng Internews, Aliansi Jurnalis Independen. Google News Lab juga meluncurkan jaringan pelatihan yang berfokus pada upaya periksa fakta dan verifikasi, yang akan melatih 1.800 jurnalis sampai dengan akhir tahun ini.

KPU Gandeng Sejumlah Pihak untuk Cegah Hoaks dan Polarisasi di Pilkada 2024

Pelatihan akan diadakan dalam Bahasa Indonesia oleh jurnalis lokal, menggunakan kurikulum yang dibuat bersama dengan mitra di Indonesia dengan panduan dari First Draft dan Storyful.
 
Sebelumnya pada 5 Mei 2018, 22 perusahaan media yang mencakup semua media massa lokal dan nasional terbesar meluncurkan inisiatif CekFakta, sebuah upaya gotong royong untuk memverifikasi dan melawan hoax, bersama dengan Google News Initiative,  Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), AJI, Internews, dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).

Logo Google Indonesia.

Kapolri: Berita Hoax Ancaman Tertinggi di Pilkada 2024

Kolaborasi yang terinspirasi dari proyek Crosscheck di Prancis yang juga didukung oleh Google ini merupakan kerja sama yang belum pernah terjadi sebelumnya, antara perusahaan media di Indonesia. 
 
“CekFakta adalah bukti bahwa ekosistem anti-hoax di Indonesia berkembang dengan cepat dan siap untuk melawan hoax dan disinformasi yang menyebar di dua ajang Pemilu mendatang”, kata Sekjen AMSI, Wahyu Dhyatmika. 

Menurutnya, langkah ini menunjukkan bagaimana para perusahaan media, masyarakat sipil, dan jurnalis, dengan dukungan dari Google News Initiative, bisa bekerja sama untuk menghadapi tantangan ini bersama-sama.
 
Google dan para pendiri CekFakta sebelumnya telah menggelar acara Trusted Media Summit di Indonesia, yang merupakan pelatihan anti-hoax berskala besar selama dua hari dengan dukungan dari jaringan training Google News Initiative di Indonesia.
 
“Energi luar biasa dari demikian banyak peserta di acara Trusted Media Summit ini sungguh memberikan semangat besar bagi kita,” kata Anita Wahid, penasehat Mafindo dan putri dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid.

Ilustrasi pembayaran QRIS.

Jangan Jadi Korban! Lindungi Rekening Anda dari Modus Penipuan QRIS Palsu

Agar terhindar dari modus penipuan QRIS palsu, perhatikan beberapa ciri-ciri ini untuk membedakan antara QRIS asli dan palsu....

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024