Ngeri, Es Antartika Mencair Lebih Cepat
- www.pixabay.com/girlart39
VIVA – Kian hari laju mencairnya dataran es di Benua Antartika semakin mengkhawatirkan. Sebuah penelitian terbaru mencatat sebanyak 3 triliun ton es menghilang sejak 1992 silam.
Dalam seperempat abad terakhir, lapisan es benua paling selatan yang indikator utama perubahan iklim mencair menjadi air yang cukup untuk menutupi Texas hingga kedalaman hampir 13 kaki (4 meter), seperti dalam hitungan para ilmuwan. Semua air itu membuat lautan global naik sekitar tiga per sepuluh inci (7,6 milimeter).
Dari 1992 hingga 2011, Antartika kehilangan hampir 84 miliar ton es per tahun (76 miliar metrik ton). Dari 2012 hingga 2017, tingkat lebur meningkat menjadi lebih dari 241 miliar ton per tahun (219 miliar metrik ton).
“Saya pikir kita harus khawatir. Itu bukan berarti kita harus putus asa. Semuanya bisa terjadi. Mereka terjadi lebih cepat dari yang kami harapkan," kata Isabella Velicogna dari University of California Irvine, dikutip dari Business Insider, Minggu, 17 Juni 2018.
Selain itu, lanjut Isabella, pada bagian Antartika Barat, di mana sebagian besar mencair terjadi, berada dalam keadaan runtuh. Penelitian ini merupakan kali kedua yang direncanakan setiap beberapa tahun oleh tim ilmuwan yang bekerja dengan Badan Antariksa AS (NASA) dan Badan Antariksa Eropa (ESA).
Misi mereka adalah menghasilkan gambaran paling komprehensif tentang apa yang terjadi pada lapisan es yang rentan di dunia di Antartika dan Greenland. Tidak seperti studi pengukuran tunggal, tim ini melihat hilangnya es dalam 24 cara yang berbeda menggunakan 10 hingga 15 satelit, serta pengukuran tanah dan udara dan simulasi komputer.
Menurutnya, ada kemungkinan bahwa Antartika sendiri dapat menambahkan sekitar setengah kaki (16 sentimeter) yang menyebabkan kenaikan permukaan laut pada akhir abad ini. Lautan juga naik dari Gletser tanah yang mencair di tempat lain serta lapisan es Greenland yang semakin menipis adalah fakta dari perubahan iklim.
“Di bawah kondisi alam ini kita tidak berharap kehilangan lapisan es sama sekali. Tapi ini fakta terjadinya pemanasan global," ungkapnya.
Di Antartika, lanjut Isabella, pemanasan di wilayah laut selatan terhubung dengan angin yang bergeser. Ini akibat dari pembakaran batu bara dan eksplorasi besar-besaran minyak bumi dan gas alam.