Bukan Cuma Gula Darah Turun, Ini Sebab Marah saat Lapar

Ilustrasi marah
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Ternyata penyebab orang menjadi marah bukan hanya karena turunnya gula darah. Namun menurut penelitian ini juga pengaruh dari isyarat biologi, sifat dan lingkungan. 

Terpopuler: 5 Jus Turunkan Berat Badan hingga 7 Tips Kirim Barang COD yang Efektif dan Anti Komplain

Peneliti dari Universitas Carolina Utara Amerika Serikat Jennifer MacComarck menyatakan bahwa ekspresi hangry atau hungry-angry diartikan sebagai kondisi marah atau mudah tersinggung karena kelaparan. 

"Penelitian kami bertujuan untuk memahami mekanisme psikologi dari rasa lapar yang menginduksi keadaan emosi," ujarnya dilansir laman Science Alert, Selasa, 12 Juni 2018. 

Studi: Bukan Pagi, Ternyata Lari Sore Paling Ampuh Turunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes

Penelitian pertama menggunakan survei online lebih dari 400 orang Amerika, untuk melihat seberapa lapar yang dapat berefek pada emosi mereka. 

Para peserta akan diminta mengisi survei lalu akan ditunjukkan gambar yang dibuat untuk menimbulkan rasa positif, negatif, atau netral. Mereka diminta menilai gambar yang berasal dari piktograf China. Skala penilaian ada 7 poin, dari menyenangkan hingga tidak menyenangkan. 

Menguak 7 Manfaat Kolang-kaling bagi Kesehatan Tubuh

Hasilnya, peneliti mengungkapkan, rasa lapar peserta akan menilai negatif saat menemukan gambar yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. 

Para peneliti juga bereksperimen pada sekitar 250 mahasiswa, 118 di antaranya diminta untuk puasa selama 5 jam dan 118 orang lagi untuk makan sebelum penelitian dimulai. Lalu kedua grup diminta untuk menulis esai, satu yang berfokus tentang emosi mereka. 

Esai tersebut dilakukan di komputer yang didesain untuk rusak di akhir waktu eksperimen. Peneliti juga tiba-tiba masuk dan menyalahkan para mahasiswa karena komputer yang error

Saat mengisi kuesioner soal eksperimen, hasilnya mereka menunjukkan emosi negatif. Untuk grup yang berpuasa sebelum penelitian, emosinya jauh lebih tinggi dan tidak menyenangkan malah menjurus pada stres dan kebencian. 

Walaupun penelitian ini belum mencakup keseluruhan masyarakat dunia, namun cara pandangnya bisa menilai bagaimana lingkungan dan kepribadian bisa mengubah menaikkan emosi saat lapar. 

"Tubuh kita memainkan peran penting untuk pengalaman, persepsi, dan tingkah laku. Apakah itu saat lapar versus kenyang, lelah versus istirahat cukup, atau sakit versus sehat," jelas MacCormack. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya