Hacker China Bobol AL AS, Curi Data 'Naga Laut' dan 614 GB
- REUTERS/Cho Jung-Ho
VIVA – Peretas atau hacker yang bekerja untuk pemerintah Cina membobol data penting dari kontraktor Angkatan Laut Amerika Serikat. Salah satu data sensitif yang diambil adalah rincian mengenai rencana rudal supersonik anti kapal selam.
Angkatan Laut Amerika Serikat hingga sekarang tidak mau membuka siapa kontraktor yang menjadi korban pembobolan peretas China. Namun AL Amerika Serikat menyebutkan kontraktor tersebut bekerja untuk Naval Undersea Warfare Center, kelompok penelitian dan pengembangan kapal selam dan senjata bawah air.
Dilansir laman Gizmodo, Senin 11 Juni 2018, AL Amerika Serikat mengatakan, peretasan tersebut terjadi pada Januari dan Februari lalu. Mereka berhasil mencuri lebih dari 614 GB data yang ada.
Data yang dicuri salah satunya mengenai Sea Dragon atau Naga Laut, proyek yang diusulkan dari 2012 tentang adaptasi teknologi di militer AS. Departemen Pertahanan AS menyatakan, proyek ini sebagai senjata dengan kemampuan ofensif yang mengganggu. Selain itu, teknologi ini akan terintegrasi dengan sistem persenjataan yang sudah ada sebelumnya.
Peretas China juga mencuri data mengenai rudal supersonik anti kapal yang rencananya akan digunakan pada kapal selam AS pada 2020. Beberapa data lain yang berhasil diambil adalah sinyal dan data sensor, informasi mengenai ruang radio bawah laut berkaitan dengan sistem kriptografi, dan data di perpustakaan pengembangan kapal selam Angkatan Laut AS.
Kabarnya ada ratusan mekanik dan sistem software yang dicuri China saat itu. Ini juga menandai perang siber paling sulit dan sensitif antara dua negara.