Sejarah, Kuskus Beruang Sulawesi Langka Lahirkan di Polandia

Kuskus beruang Sulawesi
Sumber :
  • Instagram/@mariellearoundtheglobe

VIVA – Seekor kuskus beruang Sulawesi betina (Ailurops ursinus) telah melahirkan bayi di Kebun Binatang Wroclaw di Polandia Tenggara. Kelahiran ini menjadi yang pertama pada penangkaran. 

12 Daftar Maskot Piala Eropa, Mana Favoritmu?

Lebih mengejutkan lagi, kelahiran kuskus beruang Sulawesi itu diketahui oleh staf kebun binatang bukan saat beruang melahirkan. Diduga beruang tersebut sudah melahirkan dalam jangka waktu pekan hingga bulan. 

"Pastinya sudah lewat beberapa minggu bahkan bulan saat beruang tersebut melahirkan. Setelah lahir kami melihat ada sesuatu yang bergerak di dalam kantong betina, dan kemudian muncul ekor anak beruang," ujar Direktur Kebun Binatang, Radoslaw Ratajszczak dikutip dari laman IFLScience, Kamis 7 Juni 2018. 

Pertama Dalam Sejarah! Badak Putih Utara Berhasil Hamil dengan Bayi Tabung

Kemungkinan besar bayi tersebut sudah lahir dari 6 bulan yang lalu. Ukurannya saat itu mungkin hanya seperti kacang kecil. Dalam melahirkan bayi, kuskus beruang Sulawesi sama halnya seperti marsupial. Saat melahirkan, keturunan yang dilahirkan masih dalam ukurannya hanya sedikit lebih besar dari tahap janin. 

Setelah melahirkan, bayi akan tinggal dalam kantong betina untuk bertahan hidup dan berkembang. Butuh waktu selama 8 bulan atau lebih sampai bayi tersebut benar-benar kuat hidup di luar tubuh ibunya. 

Viral Terekam Panda Duduk Santai Layaknya Manusia

Ketika sudah dewasa, bayi beruang tersebut panjangnya akan mencapai 61 cm, terhitung dari moncong sampai ekor. Sedangkan beratnya mencapai 7 sampai 10 kg. Untuk saat ini bayi tersebut memang tidak mirip beruang karena memiliki ekor yang panjang. Ia akan memiliki bulu yang tebal dan berwarna gelap. 

Lahirnya bayi ini membuat spesies kuskus beruang Sulawesi di Eropa bertambah menjadi 6 ekor. Tiga di antaranya dapat ditemukan di Kebun Binatang Wroclaw. 

Pada habitat aslinya, di hutan hujan tropis Sulawesi, kuskus beruang itu sering ditemukan memanjat pohon melalui kanopi. Aktivitas tersebut dilakukan secara berkelompok, bisa berdua, bertiga atau berempat. Di sana mereka akan banyak mengunyah daun untuk mengisi aktivitas mereka. Sayangnya karena aktivitas tersebut membuat pemburu menjadi lebih mudah untuk mengenali dan menangkap mereka. Setelah diburu, daging beruang akan dikonsumsi. 

"Mereka adalah pemakan daun. Sering terlihat di siang hari. Penduduk setempat tampaknya melihat daging mereka lezat untuk disantap," kata Ratajszczak. 

Kebun Binatang tersebut juga berencana mensponsori peneliti lapangan pada Pulau Sulawesi, asal habitat kukus beruang itu. Gunanya untuk mempelajari mengenai makhluk langka, yang belum dipahami penduduk sekitar. Kuskus beruang termasuk salah satu spesies yang belum pernah dipelajari di alam liar. 

Semua perburuan ini, pembalakan liar hutan mengancam keberadaan spesies ‘terancam punah’ yang masuk Daftar Merah di International Union for Conservation on Nature and Natural Resources. 

Sementara bayi tersebut belum diberi nama oleh Kebun Binatang. Bahkan, staf juga belum bisa memastikan jenis kelamin bayi beruang kuskus beruang Sulawesi tersebut karena belum memiliki kesempatan yang baik untuk melihatnya. (ch)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya