3 Rahasia Flash Sale Shopee, Tidak Sembarangan dan Asal

Ilustrasi keranjang belanja di e-commerce.
Sumber :
  • acf.ua

VIVA – Tren flash sale atau penjualan promo singkat yang diadakan oleh beberapa e-commerce menimbulkan perdebatan di beberapa kelompok masyarakat. Sebagian besar dari pengguna internet merasa kecewa karena tidak mendapatkan barang yang diinginkan. Beberapa waktu lalu flash sale untuk smartphone di salah satu e-commerce mendapat sorotan pengguna internet. Sebab dalam waktu sekejap, ponsel yang disediakan sudah habis. 

Perkaya Pengalaman Berbelanja, Shopee Wujudkan Inovasi bagi Brand Lokal dan Konten Kreator

Tudingan licik sampai ponsel gaib dalam praktik flash sale kemudian mengemuka. Menanggapi hal ini, salah satu pelopor flash sale di Indonesia, Shopee, membagikan beberapa rahasia flash sale yang saat ini banyak diadopsi oleh e-commerce lain.  Berikut fakta-faktanya:

1. Hot item harus dibagikan secara adil

Shopee Ungkap Penjualan Produk UMKM Brand Lokal Naik 7 Kali Lipat pada Momen Ini

Per ID pengguna hanya bisa mendapat 1 hot item. Shopee memastikan, mereka yang mendapat item tersebut adalah murni pembeli, bukan untuk dijual kembali. 

2. Kerja sama dengan brand

Keamanan Data Jadi Fokus Shopee

Ketika ada suatu brand yang ingin masuk ke dalam flash sale, mereka harus memenuhi persyaratan yang diajukan oleh Shopee. Mereka mengaku tidak sembarang brand bisa mengikuti flash sale. Kuantitas yang disediakan harus tercukupi, jangan hanya sedikit saja. 

"Selain kuantitas, Shopee juga turut memperhatikan kualitas. Shopee tidak ingin konsumen mendapatkan barang murah namun kualitas di bawah pasaran. Kami ingin konsumen mendapat kualitas bagus dengan harga yang murah," ujar Country Brand Manager Shopee, Rezki Yanuar, di Kantor Shopee, Jakarta, Rabu 6 Juni 2018.

3. Platform harus kuat

Inilah hal umum yang menjadi kendala di saat flash sale sedang berlangsung. Ketika saatnya flash sale datang, tiba-tiba trafik menjadi penuh, semua orang ingin masuk ke dalam hot item tersebut. 

"Kami sudah mengantisipasi akan datangnya kendala tersebut. Kami bakal nambahin 50 persen dari planning awal. Misalnya, paling yang datang 2 juta, kami harus nyiapin 3 juta, jangan sampai enggak kami lebihin," ujar Rezki. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya