Hati-hati, Jam Tidur Bisa Bikin Depresi
- Pexel
VIVA – Jangan sepelekan soal jam tidur Anda. Sebab terganggunya jam tidur dapat menaikkan beberapa risiko seperti depresi, bipolar, dan mood disorder lainnya. Kesimpulan ini didapatkan dari studi tim peneliti Universitas Glasgow Inggris yang meneliti 91.105 responden di Inggris pada 2013 hingga 2015.
Dikutip dari laman Science Alert, Senin 21 Mei 2018, partisipan menggunakan monitor aktivitas selama seminggu untuk melihat bagaimana gangguan tersebut berlangsung. Jika mereka beraktivitas pada malam hari dan tidak aktif di waktu siang, maka ini digolongkan sebagai gangguan.
Hasil studi menunjukkan, mereka yang terganggu jam tidurnya antara 6 hingga 10 persen kemungkinan akan didiagnosis dengan gangguan mood daripada orang yang memiliki kehidupan yang normal.
Gangguan sirkadian atau aktivitas 24 jam, dihubungkan dengan rendahnya kesehatan, neurotisme yang lebih tinggi, perasaan kesepian meningkat dan kurang bahagia. Selain itu, lebih banyak perubahan mood, serta waktu reaksi menjadi lebih lambat.
Sirkadian sangat penting karena mereka berevolusi untuk beradaptasi dengan fase yang berbeda pada siang hari, mengatur hormon, perilaku, tidur, suhu tubuh, dan metabolisme untuk membuat semuanya lebih seimbang.
"Ini sangat penting bagi dunia karena akan lebih banyak orang hidup di perkotaan yang diketahui meningkatkan risiko gangguan sirkadian dan dengan lebih luas, kesehatan mental memburuk," jelas pimpinan peneliti, Laura Lyall.
Untuk selanjutnya, para peneliti ingin melihat interaksi dari genetik dan lingkungan pada gangguan sirkadian yang bisa meningkatkan risiko depresi dan bipolar seseorang.