Facebook Hapus 865 Juta Postingan, Terkait Terorisme?
- REUTERS/Aaron P. Bernstein
VIVA – Usai mendapatkan perhatian dunia terkait dengan kebocoran data pengguna, Facebook mulai bersih-bersih platformnya. Jumlah pengguna Facebook yang lebih dari 2 miliar, harus berkurang.
Dilansir dari Digital Journal, yang mengutip pemberitaan New York Times, jejaring sosial itu kabarnya telah mendapatkan tekanan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, aktivis, sampai publik umum. Mereka meminta Facebook memberikan bukti kinerja yang dilakukan untuk menghalau peredaran konten tak pantas. Bukan hanya soal pornografi, tapi juga kekerasan, terorisme, ujaran kebencian, dan lainnya.
Dalam laporan Facebook sepanjang 86 halaman, yang diposting di halaman Facebook Transparency, Rabu, 16 Mei 2018, jejaring sosial itu mengaku telah menghapus lebih dari 865,8 juta postingan yang dianggap menyalahi aturan. Penghapusan sebanyak itu dilakukan secara bertahap sepanjang kuartal pertama tahun 2018.
"Kebanyakan postingan yang dihapus adalah spam, dan sebagian dari postingan lain terkait dengan pornografi, konten kekerasan, ujaran kebencian dan terorisme," tulis laporan tersebut.
Tak hanya postingan buruk yang dihapus tapi juga akun palsu. Mark Zuckeberg rupanya memerintahkan tim-nya untuk menghapus akun palsu. Sepanjang kuartal pertama tahun ini sudah 583 juta akun palsu yang 'ditendang' Facebook. Artinya, dari lebih 2 miliar total akun di Facebook, sebanyak 3 sampai 4 persennya merupakan akun palsu.
"Kami terus menaikkan upaya 'bersih-bersih' sepanjang 18 bulan terakhir, baik dengan melakukan flagging maupun menghapus langsung konten-konten yang tidak pantas. Laporan dari para pengguna lain juga ternyata cukup membantu tim kami untuk lebih memahami apa yang terjadi," ujar Guy Rosen, VP Product Management Facebook.
Rosen mengatakan jika Facebook berupaya penuh untuk memberikan respons cepat dalam setiap keluhan dan menangani isu yang terjadi. Oleh karena itu mereka berjanji akan memberikan laporan berkala tentang penghapusan konten ini setiap enam bulan sekali.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika juga telah mendesak Facebook untuk melakukan ‘pembersihan’ konten dan akun di platformnya. Berdasarkan data yang diungkapkan Rudiantara, terhitung sejak pagi tadi, Facebook sudah menghapus 300 lebih akun dari 450 akun yang diidentifikasi berhubungan dengan aksi radikalisme.