Orang Kaya Makin Banyak, Produksi Gas Rumah Kaca Melonjak
- REUTERS/Soe Zeya Tun
VIVA – Turis menyumbang emisi karbon pada wilayah yang dikunjunginya. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa traveling menyumbang tiga persen dari gas rumah kaca. Namun, penelitian terbaru mengatakan angka sebenarnya adalah delapan persen.
"Kami tahu jumlah yang keluar sangat tinggi karena penelitian kami lebih komprehensif. Tapi mendapatkan angka delapan persen sangat mengejutkan. Orang harus lebih peduli tentang hal ini," kata Peneliti dari Universitas Sidney, Australia, Arunima Malik, dilansir LA Times, Selasa, 8 Mei 2018.
Mulai 2009 sampai 2013, jumlah pariwisata menanjak hingga 30 persen di seluruh dunia. Pada 2009, jumlah pendapatan yang dihasilkan dari sektor pariwisata sebesar US$2,5 triliun, dan pada 2013, angkanya melonjak hampir dua kali lipat, yaitu US$4,7 triliun.
Namun pada periode yang sama, produksi gas karbon terus menanjak hingga mencapai 15 persen. "Ada hubungan positif antara kemakmuran dan emisi karbon. Jadi, saat orang semakin kaya kami melihat akan banyak jejak (karbon) yang meningkat," kata Malik.
Penelitian ini dilakukan pada 189 negara dan lebih dari satu miliar supply chain dan efek mereka pada atmosfer yang telah ada dalam data sebelumnya. Penelitian tersebut menyatakan bahwa teknologi baru mampu mengurangi produksi gas rumah kaca.
Akan tetapi, belum bisa mengatasi laju pertumbuhan orang untuk traveling. Mereka juga tidak hanya melihat produksi gas emisi dari moda transportasi yang dikenakan para turis, namun juga makanan, pakaian, dan jenis oleh-oleh yang dibeli para pelancong di tempat wisata.
Untuk mengurangi emisi gas karbon, Malik mengingatkan sebaiknya juga diimbangi dengan merawat lingkungan, di mana salah satunya dengan menanam pohon.
"Menjelajahi tempat dan hal baru sangat menyenangkan. Kami hanya ingin orang sadar bahwa meski traveling juga tetap harus bertanggung jawab atas dampak dari peningkatan emisi karbon," ujar Malik. (ren)