Otomatisasi Ancaman Terbesar Pekerja Ketrampilan Rendah

Ilustrasi penggunaan robot dalam aktivitas manusia.
Sumber :
  • REUTERS/Michaela Rehle

VIVA – Era revolusi industri keempat telah mengubah lanskap dunia bisnis dan pola konsumsi masyarakat yang berbasis pada teknologi digital. Era ini ditandai dengan koneksi internet kecepatan tinggi dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI).

Anindya Bakrie Ungkap Potensi Indonesia Jadi Pemain Utama Energi Hijau dan Ekonomi Digital di Dunia

Tak bisa dipungkiri, perkembangan digital dan industri keempat telah mengganggu model bisnis tradisional, sehingga menciptakan tantangan baru di pasar tenaga kerja dan menuntut kelincahan pemerintah untuk merespons.

Ketua Komite Nasional Indonesia untuk Pacific Economic Cooperation Council, Mari Elka Pangestu mengatakan, tren otomasi, industri 4.0, platform digital, dan inovasi, telah mengubah sifat dasar pekerjaan kini dan masa depan.

LSPR Institute Gandeng NoLimit Luncurkan Pusat Studi Kecerdasan Buatan

Ilustrasi kerja sama robot dan manusia.

"Teknologi ini cenderung mengubah tugas yang dilakukan oleh pekerja atau manusia. Meski akan menciptakan jenis pekerjaan dan peluang baru, tapi juga akan berdampak pada jenis pekerjaan yang paling mudah diotomatisasi," kata Mari, dalam keterangannya, Selasa, 8 Mei 2018.

Tantangan Penggunaan Kecerdasan Buatan di Dunia Pendidikan

Yang dimaksud paling mudah diotomatisasi, menurut Mari, yaitu pekerjaan yang sering dilakukan oleh pekerja dengan keterampilan rendah.

Selain itu juga, ia menyebut tantangan lainnya adalah bagaimana mempersiapkan masyarakat dalam menjalani transisi dari ekonomi analog ke ekonomi digital agar berlangsung tanpa gejolak.

Dengan begitu tidak ada orang yang merasa tidak punya keterampilan dalam menghadapi era ekonomi ke depan.

"Ini memerlukan kebijakan yang tepat, baik pada tingkat nasional maupun kerja sama tingkat regional dan global," ungkap mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut.

Pacific Economic Cooperation Council bersama Centre for Strategic and International Studies menjadi tuan rumah bersama dalam Dialog Global CSIS di Jakarta pada 7-8 Mei 2018.

Dialog ini membahas terkait dengan kebutuhan untuk mengambil dan mengembangkan pandangan baru dalam kerja sama dan integrasi kawasan regional Asia Pasifik, di antaranya perubahan teknologi yang cepat dan tantangan pembangunan berkelanjutan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya