Orangutan Tapanuli Terancam Punah, Sisa 800 Ekor
- www.livescience.com/Maxime Aliaga
VIVA – Para peneliti khawatir bahwa Orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis), spesies yang baru ditemukan tahun lalu dan salah satu yang paling langka di dunia, berada di ambang kepunahan.
Jumlah Orangutan yang ditemukan di Pulau Sumatera, Indonesia, ini diperkirakan kurang dari 800 spesies, dan tersebar di area seluas sepersepuluhnya wilayah Sydney, Australia itu.
Hal ini yang menjadikan Orangutan Tapanuli yang paling langka dari tujuh spesies Kera Besar. Kini tim peneliti telah menerbitkan artikel di Jurnal Current Biology tentang tantangan yang dihadapi oleh Orangutan Tapanuli.
Faktanya itu tidak terlihat bagus karena mereka harus menghadapi "pertempuran" agar bisa bertahan hidup.
"Selama 40 tahun penelitian, saya tidak berpikir saya pernah melihat sesuatu yang dramatis ini," kata Profesor William Laurance dari James Cook University, Australia, seperti dikutip iflscience, Selasa, 8 Mei 2018.
Menurutnya, ancaman terbesar kehidupan Orangutan Tapanuli adalah proyek pembangunan bendungan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air yang akan dibangun oleh Sinohydro, perusahaan hidroelektrik asal China, yang direncanakan selesai tahun 2022.
Proyek bernama Batang Toru senilai US$1,6 juta (Rp22 miliar) ini akan membanjiri beberapa bagian habitat kera dan merusak sisanya dengan jalan dan jaringan listrik baru.
Oleh karena itu, Laurence bersama peneliti lainnya berpendapat Proyek Batang Toru "harus dibatalkan."
"Jika proyek berjalan sesuai rencana maka akan membanjiri jantung habitat kera dan merambah sisanya dengan banyak jalan baru dan pembenahan saluran listrik," ungkapnya.