Skandal Pencurian Data, Facebook Klaim Masih Investigasi
- VIVA.co.id/Novina Putri Bestari
VIVA – Perwakilan Facebook Asia Pasifik menyambangi Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mengklarifikasi terkait skandal pencurian 87 juta data pengguna. Dari angka itu, sebesar 1,09 juta merupakan data milik orang Indonesia.
Vice President Public Policy Facebook Asia Pasific, Simon Milner, mengatakan kalau pihaknya belum bisa memutuskan kapan laporan investigasi yang saat ini dilakukan Facebook selesai.
"Kami tidak tahu persis kapan (selesai). Untuk saat ini kami masih menunggu Information Commisioner Office (ICO) di Inggris yang mengambil alih seluruh investigasi. Tapi, kami sudah melakukan investigasi dengan menghapus aplikasi atau developer seperti Cambridge Analytica sejak empat tahun lalu," katanya di Kantor Kominfo Jakarta, Senin, 7 Mei 2018.
Milner berjanji jika investigasi selesai akan langsung memberitahu Kominfo. Sementara, Menkominfo Rudiantara meminta Facebook untuk tidak menunggu hasil investigasi yang dilakukan ICO, melainkan meminta mereka juga melakukan audit pararel.
"Audit ini tergantung dari pihak ketiga, ya, dalam hal ini Inggris. Itulah mengapa saya meminta Facebook untuk melakukannya secara pararel supaya tidak tergantung pada penyelidikan di Inggris. Intinya, Facebook harus memastikan tidak terjadi lagi seperti ini," ungkap dia.
Soal usaha untuk menyelesaikan masalah penyalahgunaan data, Rudiantara menegaskan bakal akan terus berjalan, termasuk penyelidikan yang dilakukan Kominfo dan Polri.
Rudiantara juga mengingatkan seperti Penyelenggara Sistem Elektronik dan Over The Top untuk melindungi data semua pelanggan, karena terdapat dua sanksi yang akan didapat. "Sanksi administrasi dan sanksi kriminal," tegas Rudiantara.