Usai Coworking Space Muncul Coliving Space, Mirip Kos-kosan
- Toggle
VIVA – Saat ini sedang booming ruang kerja bersama atau coworking space di kota-kota besar dunia, termasuk Jakarta. Kini, muncul istilah coliving space atau berbagi rumah tinggal.
Menurut Chief Executive Officer ZeroCater, Arram Sabeti, keberadaan coliving space ini berawal dari pengalaman dirinya dan sembilan orang teman tinggal di sebuah rumah di San Francisco, Amerika Serikat.
"Setelah menghabiskan sekitar delapan tahun di San Francisco Bay Area, akhirnya saya pindah ke sebuah apartemen bersama tiga orang teman. Saya menyukainya. Tapi, Anda tahu apa yang membuatnya lebih baik? Ya, lebih banyak teman," kata Sabeti (32), seperti dikutip Business Insider, Senin, 7 Mei 2018.
Karena itulah ia membentuk coliving atau ruang hidup komunitas, di mana 10 orang bisa menjejalkan diri ke dalam satu rumah di Mission District di San Francisco.
Sabeti menyebutnya "The Archive," yakni rumah yang memiliki aturan sendiri serta layanan dan biaya hidup ditanggung bersama.
Ia pun mendorong keberadaan coliving di daerah perkotaan seperti San Francisco, di mana kurangnya stok perumahan yang menyebabkan harga sewa melambung tinggi.
"Kami berupaya memenuhi permintaan untuk hidup bersama. Mungkin beberapa kos-kosan harganya terjangkau bagi segelintir orang. Tapi yang lainnya mengenakan biaya premium untuk kamar berperabot lengkap dan fasilitas bagus, seperti layanan laundry dan makan pagi serta internet gratis," ungkap dia.
Menurutnya, The Archive memiliki daya tarik hidup karena penyewa bisa menghemat uang lantaran biayanya lebih murah. Di The Archive, mereka bisa bercengkerama dan bersenda gurau di ruang tamu atau dapur, bahkan makan malam bersama layaknya keluarga.