4 Fakta Puasa Bisa Tekan Risiko Penyakit Kronis
- ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
VIVA – Menjalankan puasa dengan menahan dahaga dan lapar sekitar 14 jam ternyata punya manfaat bagi otak dan kesehatan tubuh. Selama waktu tersebut, tubuh mengalami proses metabolisme, makanan didaur ulang sekitar delapan jam.
Apalagi, umat Muslim dunia akan menjalankan ibadah puasa yang diperkirakan pada pertengahan Mei 2018. Berikut 4 manfaat puasa bagi otak seperti dilansir Medium, Jumat, 4 Mei 2018.
Mengurangi Risiko Alzheimer
Penurunan daya ingat atau Alzheimer ternyata bisa dikurangi dengan melakukan puasa. Ketika puasa tubuh menggunakan semua gula yang ada di dalam dan mengubah lemak menjadi energi. Asam yang dihasilkan dari proses ini disebut Ketones.
Salah satu asam Ketones, beta-hydroxybutrate, menghalangi sistem imun yang bertanggung jawab pada gangguan inflamasi seperti radang sendi hingga Alzheimer.
Meningkatkan Ingatan dan Mood
Puasa juga menaikkan jumlah sel neurogenesis di otak. Neurogenesis membuat peningkatan sel otak baru dan jaringan. Nah, peningkatan sel otak baru dan jaringan ini bisa meningkatkan daya ingat otak dan mood sehingga menjadi lebih fokus.
Produksi Protein di Otak
Puasa meningkatkan produksi protein penting disebut BDNF. Protein ini berperan penting dalam plastisitas otak, di mana memungkinkan otak untuk terus beradaptasi. Protein ini menjauhkan manusia dari stres.
Tekan Risiko Stroke dan Jantung Koroner
Menurut Spesialis senior Divisi Neurobiologi Universitas California, Amerika Serikat, Taruna Ikrar, sinapsis (jaringan otak) dapat berubah selama 24 jam yang terekspos pembelajaran dan latihan.
"Kalau kita puasa sebulan penuh, berdasarkan plastisitas, neurogenesis, dan fungsional kompensasi, maka jaringan otak diperbarui. Artinya, terbentuk pribadi manusia baru secara biologis, psikologis, dan fungsional," tuturnya.
Secara fisik pun, kata dia, puasa mengurangi potensi stroke dan jantung koroner serta menjadikan manusia dengan pikiran lebih baik.