Selamatkan Bumi dengan Rekayasa Teknologi, Ini Penjelasannya
- Pixabay/Geralt
VIVA – Rekayasa teknologi diterapkan untuk mengatasi persoalan lingkungan hidup. Tingginya tingkat pencemaran lingkungan disebabkan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Namun, rekayasa teknologi tidak melulu harus rumit dan mahal harganya. Menurut Direktur Utama Pupuk Kaltim, Bakir Pasaman, pihaknya melakukan sejumlah inovasi rekayasa teknologi dalam upaya menyelamatkan Bumi dari kerusakan.
Setidaknya, ada empat langkah yang dilakukan. Pertama, minyak goreng bekas masak atau jelantah ternyata masih bisa diolah kembali menjadi bahan bakar biodiesel.
Bakir mengaku telah menerapkan listrik hemat melalui relay smart untuk menghemat energi, serta melakukan inovasi melalui minyak jelantah untuk menghidupkan listrik di Kampung Malahing.
Kampung Malahing adalah kawasan permukiman warga di atas air, sekitar 30 menit dari kota Bontang, Kalimantan Timur, yang bisa diakses hanya dengan menggunakan transportasi Ketinting.
Kemudian, inovasi lainnya adalah memanfaatkan air hujan yang disaring dengan menggunakan sandfilter.
“Dengan adanya pengolahan air hujan menjadi air bersih, masyarakat Malahing mampu memproduksi air bersih secara mandiri dan harga yang sangat terjangkau,” kata Bagya, dalam keterangannya, Rabu, 25 April 2018.
Ketiga, dalam mempelopori pencegahan polusi, perseroan mengurangi limbah di Pabrik Pupuk NPK melalui Pompa No Isemodi (impeller, seal, motor, dan diafragma).
"Terakhir, kami juga mendirikan rumah pengolahan sampah terpadu. Inovasi ini akan terus dilakukan untuk mencapai kinerja lingkungan yang optimal," ungkapnya.