Peneliti Ungkap Misteri di Balik Saling Tatap Mata
VIVA – Sebuah penelitian membuktikan bahwa tidak mampu melihat langsung mata lawan bicara bukan lagi menunjukkan seseorang itu pemalu atau pribadi yang canggung.
Ilmuwan dari Universitas Kyoto, Jepang, meneliti 26 orang relawan untuk meneliti masalah ini pada 2016. Kedua puluh enam partisipan ini lalu diminta memainkan permainan tebak kosa kata.
Permainan tersebut mengharuskan mereka saling menatap wajah satu sama lain yang ada di depan layar komputer. Saat melakukan kontak mata, para peserta ini merasa lebih sulit untuk membuat tautan antara kata-kata.
"Meskipun kontak mata dan proses verbal muncul secara independen, namun mereka sering menghindari kontak mata saat sedang berbicara. Ini dapat disebut sebagai ‘gangguan’ dalam proses tersebut," tulis para ilmuwan, dikutip dari situs Sciencealert, Minggu, 22 April 2018.
Mereka lalu memberi contoh saat memikirkan kata 'pisau.' Ini kata yang sangat mudah karena hanya memikirkan kata memotong atau menusuk. Namun, bila berpikir dengan saling menatap mata, maka menjawab pertanyaan itu menjadi lebih sulit.
Para relawan ini membutuhkan waktu lebih banyak untuk berpikir dan menjawab. Mereka pun menduga bahwa otak sedang menangani terlalu banyak informasi pada saat yang bersamaan.
Sebelumnya, pada 2015, seorang psikolog Italia, Giovanni Caputo, sudah melakukan percobaan yang sama. Ia memperlihatkan bahwa menatap mata seseorang selama 10 menit akan memunculkan halusinasi seperti monster, kerabat dekat, hingga wajah mereka sendiri.
"Menurut saya ini proses yang dinamakan adaptasi syaraf. Di mana saat otak mengubah stimulus pada situasi yang tidak berubah. Contohnya saat meletakkan tangan di atas meja, kulit kita akan langsung merasakan sentuhan dengan meja. Tapi, ketika tangan berada di sana selama beberapa waktu, maka perasaan sentuhan itu akan berangsung berkurang," ungkap Caputo. (ase)