Bahaya Minyak Mentah Tumpah, Kehidupan jadi Kacau Balau
- Imeida Tandrin/via REUTERS
VIVA – Teluk Balikpapan tercemar tumpahan minyak mentah atau crude oil yang berasal dari pipa milik PT Pertamina. Menurut pakar Lingkungan Hidup, Taufik Afif, minyak mentah ini akan bersifat lengket dan bisa menempel pada binatang laut.
Selain berdampak pada masyarakat sekitar yang tidak bisa melaut dan susah menangkap ikan, Taufik mengatakan, tumpahan minyak mentah juga berdampak pada kelangsungan kehidupan Flora dan Fauna yang ada di dalam laut.
"Crude oil itu sifatnya memisahkan oksigen dengan air laut. Kalau kena binatang laut akan nempel. Sehingga dia kesulitan bergerak. Mungkin kalau ikan, dia bisa di dalam air. (Namun) mamalia air di Teluk Balikpapan seperti pesut, itu perlu oksigen. Saat akan ke atas (permukaan air) mengambil udara di situ yang akan bermasalah," jelasnya kepada VIVA, Kamis 5 April 2018.
Taufik menjelaskan, pembersihan tumpahan minyak mentah biasanya dilakukan dengan memakai dispersan untuk menguraikan minyak yang tumpah itu. Nantinya tumpahan minyak akhirnya tenggelam ke dalam laut.
Pembersihan tumpahan minyak tanah di laut, diharapkan bisa hancur sendirinya dengan proses alamiah dalam waktu yang cukup lama.
Namun menurutnya, dampak besar menunggu di kehidupan bawah laut itu. Ia mencontohkan kejadian kapal Exxon Valdez Supertanker yang menabrak terumbu karang di Alaska pada Maret 1989. Sekitar 11 juta galon crude oil tumpah di lautan saat itu.
Ia menyampaikan dampak langsung insiden Alaska itu tidak terlalu terasa, namun baru terasa beberapa tahun kemudian. Ironisnya, perusahaan tersebut justru yang bertanggung jawab atas pembersihan minyak-minyak tersebut.
Karena itu, Taufik menuturkan, selain dampak yang terlihat langsung setelah kejadian tumpahnya minyak di Balikpapan, perlu juga memerhatikan dampak yang akan terlihat ke depannya seperti apa. Exxon Valdes saja masih berdampak kerugian dan kerusakan lingkungan terjadi begitu panjang, tuturnya.
"Tapi kasus seperti itu kalau bicara dampak tetap berdampak ya. Kenapa karena itu kan masuk beracun, jumlahnya banyak, terus menghalangi oksigen segala macam. Sehingga di dalam kolom air terjadi kematian-kematian kepada flora dan fauna air. Nah flora dan fauna air merupakan building block dari kehidupan air tersebut. Penyusun kehidupan di sana. Ketika fondasi dari kehidupan rusak, maka kehidupan keseluruhan akan rusak," jelas Taufik.
Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalimantan Timur, mengungkap penyebab terjadinya tumpahan minyak di Teluk Balikpapan. Dari hasil penyelidikan tumpahan minyak tersebut berasal dari pipa milik PT Pertamina yang salurkan minyak mentah atau crude oil dari terminal Lawe-Lawe/PPU ke kilang RU V Balikpapan.
Adapun pipa tersebut diketahui berada di bawah laut dengan kedalaman sekitar 26 meter. Pipa tersebut mengalami patah dan bergeser hingga 100 meter dari posisi semula. Hal itu diketahui setelah Pertamina melakukan pemeriksaan dengan melakukan penyelaman dan site scan sonar.
General Manager PT Pertamina RU V Kalimantan, Togar MP mengatakan kejadian tersebut terjadi secara tiba-tiba, sehingga saat kejadian tumpahan minyak ini diperkirakan hanya tumpahan minyak biasa. (ren)