Stasiun Antariksa China Jatuh di Samudera Pasifik, RI Aman
- ww.gbtimes.com
VIVA – Stasiun antariksa Tiangong-1 dipastikan telah jatuh kembali ke Bumi. Stasiun tersebut jatuh di perairan yakni di Samudera Pasifik.
Laman Sky News melaporkan badan stasiun China tersebut terpecah di atas Pasifik Selatan, Senin 2 April 2018. Laporan Kantor Badan Luar Angkasa China menunjukkan jatuhnya Tiangong-1 terjadi pada Senin 2 April 2018 pukul 08.15 WIB.
US Joint Force Space Component Command mengonfirmasi, stasiun luar angkasa ini menuju Pasifik Selatan, berlawan dari arah Inggris, Eropa, Asia, dan Australia.
Sedangkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) menunjukkan, Tiangong-1 jatuh di Samudera Pasifik pada pukul 07.16 WIB. Dengan laporan final jatuhnya Tiangong-1 tersebut, LAPAN menyimpulkan Indonesia aman dari jatuhnya stasiun antariksa.
Sebelumnya jelang jatuh, Tiangong-1 diperkirakan akan mendarat di Brasil, Amerika Selatan dekat dengan kota Sao Paulo dan Rio Janeiro.
Perkiraan jatuhnya Tiangong-1 sudah dilakukan jauh-jauh hari. Perkiraan sebelumnya menunjukkan Tiangong-1 bakal jatuh antara 30 Maret hingga 2 April 2018, dengan wilayah jatuh antara 43 derajat Lintang Utara dan 43 derajat Lintang Selatan.
Tiangong-1 memiliki panjang mencapai 10,4 meter dengan berat mencapai 8,5 ton. Saat melewati atmosfer, Tiangong-1 terbakar yang menyebabkan stasiun luar angkasa ini akan terjatuh dengan bentuk lebih kecil.
Tiangong-1 merupakan stasiun luar angkasa asal China yang diluncurkan pada 2011. Pada 2013, stasiun itu dikosongkan. Tak diketahui pasti mengapa pada 2013 stasiun itu dikosongkan. Tiga tahun kemudian mulai kehilangan kontak dengan Bumi.