Stasiun Luar Angkasa China Jatuh ke Bumi saat 'April Mop'
- YouTube / Courtesy of CCTV
VIVA – Stasiun Luar Angkasa China, Tiangong-1, berhasil diamati pertama kali dari observatorium Bumi. Ini menandakan Tiangong-1 akan memulai perjalanan pulang.
Menurut perkiraan, stasiun luar angkasa tersebut akan jatuh pada Minggu, 1 April 2018, atau bersamaan dengan April Mop.
Tiangong yang artinya surga ini, seperti dikutip situs Mirror Jumat 30 Maret 2018, berada pada posisi 270 km di atas Bumi mengacu pada sebuah foto yang berasal dari sistem radar pelacakan dan pencitraan di Institut Penelitian Fraunhofer, Jerman.
Foto ini juga memperlihatkan bahwa Tiangong-1 berwarna merah seperti terbakar. Badan Luar Angkasa Eropa atau ESA menyatakan Tiangong-1 akan terbakar di atmosfer dan tidak akan membahayakan manusia ketika jatuh.
Meski diperkirakan bakal jatuh pada awal April, namun hingga kini para peneliti belum bisa memprediksi lokasi pasti jatuhnya puing-puing Tiangong-1.
Panjang Tiangong-1 mencapai 10,4 meter yang dibuat dari dua silinder dengan panjang yang sama. Saat diluncurkan memiliki berat mencapai 8,5 ton, walaupun sebagian besar adalah bahan bakar agar pesawat itu tetap berada di orbit.
Diperkirakan Tiangong-1 akan jatuh pada wilayah yang berada di masing-masing 43 derajat lintang utara dan selatan. Sejak 2013 stasiun luar angkasa itu sudah kosong, dan akhirnya hilang kontak pada 2016.
Saat melewati atmosfer Bumi, Tiangong-1 akan terbakar dan menyebabkan jatuhnya dalam bentuk yang lebih kecil. Benda ini akan berserakan dalam ribuan kilometer persegi, tapi kemungkinan kecil akan menimpa manusia.
Tiangong-1 adalah stasiun luar angkasa pertama China yang diluncurkan pada 2011 dan menjadi awal proyek negara tersebut membangun stasiun serupa yang lebih besar pada 2023. (ren)