Trik Penambang Kawah Ijen Hindari Gas Beracun

Panorama kawah Ijen di Banyuwangi
Sumber :
  • ANTARA/Budi Candra Setya

VIVA – Gunung Ijen di Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur, menjadi perhatian publik. Kawah Ijen mengeluarkan gas beracun, berupa gas belerang atau SO2 yang berkonsentrasi pekat. 

Masih Ada 1 Juta Meter Kubik Material Vulkanik di Hulu Gunung Marapi Berpotensi Banjir Lahar

Gas beracun itu turun ke pemukiman warga di Desa Kalianyar, Kecamatan Ijen. Dampaknya, ratusan warga terpapar gas beracun tersebut dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Sebelum bencana itu, Kawah Ijen sudah jamak menjadi salah satu sumber ekonomi warga sekitar. Penduduk sekitar telah mengandalkan kawah tersebut untuk memanen belerang. 

Stasiun GAW Umumkan Hasil Pemantauan Terkini Kadar Gas Beracun Erupsi Gunung Marapi

Penambang belerang di kawah tersebut tentu sudah menyadari bahaya gas beracun. Namun penambang punya siasat dan trik untuk bisa menghindari paparan dari gas beracun. 

"Penambang belerang sudah tahu risiko bahaya gas ini, Makanya mereka menambang dengan melihat arah angin," jelas Relawan Kebencanaan, Ma'rufin Sudibyo kepada VIVA, Kamis 22 Maret 2018.

Turis China Tewas Usai Jatuh ke Jurang Ijen, Menpar Ingatkan Pengunjung Untuk Patuhi Aturan

Dengan panduan arah angin, penambang bisa menyesuaikan diri menghindari situasi yang berbahaya akibat munculnya gas SO2.

"Jika (gas beracun) menuju mereka, segera lokasi ditinggalkan. Penambangan hanya dilakukan saat angin menjauh," tuturnya. 

Soal insiden yang meracuni warga di pemukiman sekitar terdekat kawah, Ma'rufin memperkirakan, gas SO2 bukan terbawa oleh angin, tapi karena emisi SO2 yang begitu besar. 

"Saya rasa enggak begitu (karena angin)" ujarnya. 

Dia menjelaskan, sifat SO2 lebih berat dibanding gas lainnya, seharusnya bualan gas beracun ini tetap di paras danau kawah. 

Namun faktanya SO2 itu keluar dari danau dan meracuni warga di pemukiman tertinggi di lembah dekat Kawah Ijen, yakni Desa Kalianyar. Jarak Kawah Ijen dengan desa tersebut sekitar 6 kilometer.

"Ini estimasinya karena emisi gas SO2 sangat besar, membuat gas mengumpul cukup tinggi di atas air danau hingga meluber melalui titik dinding kawah terendah, yakni bendungan di hulu Kalipahit," jelasnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya