Ancaman Perubahan Iklim, 140 Juta Orang Desa Pindah ke Kota

Kondisi kekeringan yang melanda ribuan hektare sawah.
Sumber :
  • VIVA/Dani Randi

VIVA – Perubahan iklim bisa menyebabkan lebih dari 140 juta orang mengungsi, di mana yang akan menjadi korban akibat dampak dari cuaca ekstrem ini adalah Afrika sub-Sahara, Asia Selatan, dan Amerika Latin.

Hal ini berdasarkan laporan terbaru Bank Dunia, seperti dikutip Scroll, Rabu, 21 Maret 2018.

Laporan berjudul "Groundswell: Preparing for Internal Climate Migration" ini memperingatkan bahwa pembangunan yang berlebihan membuat ketersediaan air tanah menjadi rendah, penurunan produktivitas tanaman, gelombang badai, serta naiknya permukaan laut. 

Perubahan iklim akan memaksa lebih dari 140 juta orang di Afrika sub-Sahara, Asia Selatan dan Amerika Latin, menjadi "migran iklim internal", atau pindah dari desa ke kota di suatu negara, pada 2050.

Perubahan iklim.

Dampak perubahan iklim kerap memaksa orang pindah dari perdesaan yang kekeringan dan gagal panen, menuju ke kota-kota yang menawarkan banyak peluang.

Direktur Eksekutif Bank Dunia, Kristalina Georgieva mengatakan, hampir 86 juta orang diperkirakan akan mengungsi di Afrika sub-Sahara, 40 juta di Asia Selatan, dan sekitar 17 juta di Amerika Latin.

"Kami memiliki 'jendela kecil' sekarang. Kalau dibiarkan maka efek perubahan iklim semakin parah. Langkah-langkah yang ditempuh pemerintah kota di seluruh dunia untuk mengatasi datangnya 'gelombang' migrasi dari pedesaan ke kota dengan dalih memperbaiki taraf hidup seperti pendidikan dan pekerjaan yang layak," ungkapnya.

Hadir di COP 28 Dubai, Hilmi Panigoro Buka-bukaan 4 Strategi Bisnis Keberlanjutan Medco Energi

Hari Aksi Sedunia untuk Perubahan Iklim di New York, MInggu, 21 September.

Georgieva mengingatkan bahwa kota-kota juga perlu merencanakan sebuah kebijakan untuk mengatasi masuknya penduduk yang berpindah dari desa.

Pergeseran Geopolitik Jadi Tantangan, Jokowi: Perlu Kebijakan Jitu

Akan tetapi, bencana ini bisa dikendalikan dan pemindahannya berkurang 80 persen apabila pemerintah mengambil tindakan cepat mengurangi emisi gas rumah kaca dan terlibat dalam "perencanaan pembangunan yang kuat."

Tanpa perencanaan dan dukungan yang tepat, Georgieva menambahkan, penduduk yang berpindah dari desa ke kota bisa menghadapi risiko baru, dan bahkan lebih berbahaya. (ase)

Longsor di India, 27 Orang Tewas dan 50 Orang Dinyatakan Hilang
Presiden Prabowo Bertemu Sekjen PBB Antonio Guterres

Di Hadapan Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia terhadap Energi Terbarukan

Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres di Rio de Janeiro, Brazil pada Minggu,

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024