Dahsyatnya Letusan Gunung Toba Pengaruhi Masa Depan Manusia
- Dokumen Erich Fisher
VIVA – Letusan Gunung Toba di Sumatera pada 74 ribu tahun lalu ternyata berdampak pada perkembangan manusia modern. Letusan dahsyat Gunung Toba nyaris saja memusnahkan populasi manusia dari muka Bumi, namun populasi manusia di Afrika kala itu bisa bertahan hidup dari dampak ‘amukan’ Gunung Toba.
Studi yang dipimpin Arizona State University, Amerika Serikat menemukan, pecahan mikroskopik kaca vulkanik dari letusan Gunung Toba, pada dua situs arkeologi di dekat pantai selatan Afrika Selatan. Kedua situs itu jaraknya sekitar 9 ribu kilometer dari Gunung Toba.
Dahulu kala di dua lokasi situs tersebut merupakan tempat penampungan batu yang disebut Pinnacle Point 5-6, yang lokasinya dekat dengan Teluk Mossel. Saat itu, lokasi tersebut ditinggali manusia, mereka memasak dan tinggal di tempat terbuka seluas 10 kilometer itu. Pada lokasi itu, manusia membuat alat dari batu, tulang dan kayu.
Saat letusan Gunung Toba terjadi, peneliti tak menemukan tanda-tanda lokasi itu ditinggalkan populasi manusia saat letusan. Populasi di lokasi tersebut berjalan seperti biasanya. Sementara di belahan wilayah lain, kemungkinan kacau balau terdampak dari letusan Gunung Toba.
"Sangat mungkin populasi di tempat lain sangat menderita dengan letusan tersebut," jelas pakar paleoantropologi Institute of Human Origins Arizona State University, Curtis Marean dikutip Reuters, Selasa 13 Maret 2018.
Peneliti Arizona State University yang lain, Erich Fisher menuturkan, selain material kaca vulkanik, saat penggalian situs mereka menemukan artefak, tulang dan sisa budaya lainnya dari penduduk kuno Afrika.
Dari jejak arkeologi tersebut, peneliti berkesimpulan, populasi di situs arkeologi tersebut tak terdampak dengan letusan dahsyat Gunung Toba.
"Apa yang kami temukan yaitu selama dan setelah letusan Gunung Toba, orang-orang tetap tinggal di lokasi ini terus menerus, dan tak ada bukti letusan itu memengaruhi kehidupan mereka sehari-hari," kata Fisher dikutip Science Alert.
Mengenai amannya populasi di dua lokasi tersebut dari letusan Gunung Toba, dikutip dari Reuters, peneliti berpandangan, karakteristik lokasi di tepi pantai menyelamatkan populasi. Lokasi itu menyediakan tempat berlindung, misalnya sumber makanan laut seperti kerang yang tidak terdampak letusan seperti halnya tanaman di pedalaman dan hewan.
"Secara teratur dalam sepanjang masa, manusia menghadapi ancaman mengerikan dari bencana alam. Sebagai pemburu pengumpul yang punya kognisi tingkat lanjut dan kecenderungan bekerja sama, kita (manusia) berhasil melewati bencana ini dan bukti kita sangat tangguh," ujar Marean dalam jurnal Nature.
Letusan Gunung Toba telah memuntahkan sejumlah besar partikel vulkanik ke atmosfer dan menyebar ke seluruh dunia. Dampaknya sinar matahari meredup karena debu vulkanik Gunung Toba menyelimuti dunia, dan kondisi ini diperkirakan mematikan banyak tanaman di dunia.
Letusan Gunung Toba merupakan salah satu letusan terkuat dalam 2 juta tahun terakhir dan letusan terkuat sejak manusia modern pertama kali muncul di Afrika, kira-kira 300 ribu tahun lalu.
Namun demikian, para ilmuwan masih berbeda pendapat mengenai dampak letusan Gunung Toba. Sebagian ilmuwan meyakini letusan Gunung Toba menyebabkan populasi manusia nyaris punah. Sedangkan sebagian ilmuwan lain meyakini dampak letusan gunung itu tak separah yang diperkirakan.