Penyebaran Teknologi ke Pelosok Terbentur 'Kebiasaan Lama'
- VIVA.co.id/Novina Putri Bestari
VIVA – Perkembangan teknologi di Indonesia diharapkan bisa sampai ke wilayah pelosok.
Dengan begitu, tidak hanya masyarakat perkotaan yang bisa merasakan teknologi terkini tapi juga pedesaan. Namun, perbedaan perilaku kedua masyarakat ini sangat besar.
Sebab, teknologi baru dirasa sulit masuk ke pedesaan selain kota besar. Penolakan juga kerap sering terjadi, khususnya bagi masyarakat yang mulai menua yang terbiasa dengan teknologi lama.
Hal ini juga yang dirasakan oleh PT Tele Utama Nusantara atau Teleshop, perusahaan layanan untuk mengakses ekonomi digital bagi pelaku UMKM.
"Kesulitannya macam-macam. Pertama yang kita temui di lapangan itu pengguna feature phone masih banyak dan belum pakai smartphone. Kedua, kita berhadapan dengan orang-orang generasi X begitu. Bukan resistansi, ya, tapi tidak mau repot," curhat General Manager Sales Marketing Teleshop, Thomas A.B. Semedi, di Jakarta, Senin, 12 Maret 2018.
Ia menjelaskan bila para orangtua ini tidak mau berpindah dari aktivitas yang biasanya mereka lakukan. Jadi, untuk masuk sebuah pembaruan, terutama teknologi, yang dikatakan bisa memudahkan juga sangat sulit diwujudkan.
Menurut Thomas mengubah pola pikir agar mau berpindah dari kebiasaan lama dengan teknologi seadanya atau sama sekali tak ada teknologi itulah yang paling sulit.
"Kami menurunkan tim berupa bussines consultant untuk turun ke lapangan, bahkan hingga ke pelosok daerah. Tugasnya berkomunikasi dengan masyarakat lokal untuk memberi pengetahuan tentang teknologi terkini," paparnya.
Ia menegaskan, yang harus dilakukan agar masyarakat di semua kalangan bisa mau menerima teknologi yang ditawarkan adalah penyesuaian diri dengan orang-orang tersebut.
Hal ini termasuk mendengarkan dan memberikan saran atas kesulitan yang mereka hadapi pada saat mereka sedang berbisnis. Baru dari sana perusahaannya bisa masuk untuk menawarkan teknologi pembayaran secara digital ini kepada masyarakat.
"Kita menyesuaikan dulu. Dari situ kita bantu pelan-pelan mengikuti sistem yang sudah kita punya. Soalnya, kalau kita langsung tetapin sistem, resistansinya tinggi sekali," jelas Thomas.