Misteri Makhluk Hidup Mati di Gerbang Neraka Turki Terkuak
- Ephesus Travel Guide
VIVA – Sebuah penelitian menguak fakta mengapa banyak binatang mati di depan pintu masuk Plutonium, sebuah kuil kuno Yunani di Hierapolis, Denizli, Turki, yang dijuluki para arkeolog sebagai Gerbang Neraka.
Mengutip situs CNN, Minggu, 11 Februari 2018, Ketua Tim Peneliti Hardy Pfanz mengatakan, banyaknya binatang yang mati secara tiba-tiba lantaran tempat itu memiliki kandungan gas beracun yang dapat membunuh hewan.
Gerbang yang dianggap sebagai pintu masuk ke dunia bawah ini, kata Hardy, pernah digunakan untuk melakukan ritual pengorbanan oleh orang Romawi, di mana seorang imam dikebiri dan berjalan melalui pintu tersebut dengan sapi jantan sehat.
Penelitian tersebut menggunakan analisis gas portabel untuk mengukur seberapa tingginya gas yang terkandung di pintu masuk kuil kuno ini.
Mereka menemukan gas karbondioksida (CO2) dalam level 4 hingga 53 persen pada bagian depan. Menurut Hardy, semakin dekat dengan bagian tanah maka semakin besar kandungan gas CO2.
Selain itu, Hardy menuturkan, pada bagian dalam kuil ini kandungan gas CO2 mencapai 91 persen, atau lebih dari cukup untuk membunuh sebuah organisme.
"Masalah bagi mamalia (termasuk manusia) mulai dari level karbondioksida di bawah 5 persen. Saat berada di level 7 persen akan mulai berkeringat, pusing, dan denyut jantung berdetak lebih kencang," kata Hardy.
Ia melanjutkan, apabila level karbondioksida semakin tinggi maka makhluk hidup yang berada di sana akan mengalami asphyxiation atau keadaan di mana pasokan oksigen berkurang.
Lalu, terjadi pengasaman darah di dalam tubuh dan sel otak. Kandungan karbondioksida yang tinggi di bagian bawah bangunan, menurut Hardy, menyebabkan hewan lebih banyak yang mati dibandingkan manusia.
Tak hanya itu, ia juga percaya bahwa orang-orang zaman Romawi, termasuk para imam, mengetahui tentang kandungan gas tersebut dan tahu betul naik turunnya berdasarkan waktu tertentu.
Salah satu penelitian terbaru mengukur bahwa level Co2 sangat tinggi ketika menjelang pagi atau dinihari. Namun, kemungkinan yang dikatakan Hardy ini dibantah arkeolog dari Italia, Fransesco D'Andria.
Ia mengatakan banyak lampu minyak ditemukan di depan gua. "Sangat tinggi kemungkinannya banyak aktivitas ritual dilakukan saat malam hari," jelas Francesco.
Kota kuno Hierapolis didirikan sekitar 190 sebelum Masehi oleh Raja Pergamus Yunani, Eumenes II. Kota ini kemudian diambilalih oleh orang Romawi pada 133 sebelum Masehi. Di bawah kekuasaan Romawi, kota ini berkembang. Memiliki kuil yang dianggap memiliki mata air berkhasiat untuk penyembuhan.