Uber Diakuisisi Grab, Perusahaan Ini dapat 'Durian Runtuh'
- Great Deals Singapore
VIVA – Aksi korporasi dua layanan transportasi online, Uber dan Grab, ternyata menjadi 'durian runtuh' bagi operator taksi asal Kanada yang beroperasi di Singapura, ComfortDelGro. Sebab akuisisi ini mengurangi persaingan untuk industri taksi.
Analis Maybank Kim Eng, John Cheong, mengatakan, meski begitu, rintangan peraturan bisa menghalangi kesepakatan tersebut. Di mana Kementerian Perhubungan Singapura sangat menentang dominasi pasar oleh satu pemain.
Dalam catatannya terdapat tiga skenario untuk ComfortDelGro apabila merger Uber dan Grab benar-benar terjadi. Pertama, mereka akan mengambil alih armada dan mitra sewa mobil Uber.
Kedua, mereka bisa membatalkan kesepakatan sepihak dan akuisisi armada sewa mobil Uber bersama dengan aplikasi pemesanan Uber.
Akan tetapi, kata John, kemungkinan berhasilnya strategi ini sangat kecil. Karena model bisnis Grab saat ini melibatkan kemitraan dengan perusahaan penyewaan kendaraan lain.
"Cara ini seperti memiliki armada kendaraan besar yang teronggok di dalam rumah," jelasnya, seperti dikutip situs Businesstimes, Jumat, 9 Maret 2018.
Ketiga, layanan UberFlash diperkirakan terus berlanjut, karena aplikasi pemesanan yang meluncur sejak 19 Januari 2018 ini hasil kolaborasi Uber dan ComfortDelGro.
ComfortDelGro mengakuisisi 51 persen saham di bisnis penyewaan mobil Uber, Lion City Holdings pada Desember 2017. Aksi korporasi ini bernilai sekitar S$642 juta (Rp6,53 triliun), atau dengan uang tunai sebesar S$295 juta (Rp3,02 triliun).
Lion City Holdings mengoperasikan Lion City Rentals, yang memiliki armada sekitar 14 ribu kendaraan yang menampung sebagian besar pasokan mobil Uber di Singapura.
Uber akan mempertahankan sisa 49 persen sahamnya. Dengan joint venture, taksi ComfortDelGro dan penyewaan mobil penyewaan Lion City Rentals akan berada di bawah sistem manajemen armada yang terpusat, yang akan menangani pengiriman kendaraan ke pelanggan.