Pikir Ulang Jadi YouTuber, Tak Selamanya Bikin Kaya

Akses YouTube - video internet.
Sumber :
  • REUTERS/Kham

VIVA – Anak muda zaman sekarang mulai melirik mengidamkan sebagai YouTuber. Jenis aktivitas digital ini dianggap menawarkan gaya sesuai zaman sekaligus mudah mengalirkan pundi-pundi uang. Cukup mengabadikan ide kreatif dan diunggah ke YouTube, maka potensi mendapatkan uang terbuka. 

IShowSpeed Sebut Indonesia Sebagai Negara Terbaik Selama Melakukan Live Streaming

Menjadi YouTuber dipikir akan mendatangkan kekayaan, namun perlu lagi Anda memikirkan ulang. Jangan salah, tak selamanya Anda akan kaya dengan menjadi YouTuber. Dikutip dari The Next Web, Rabu 7 Maret 2018, sebuah studi yang dilakukan Mathias Bärtl, profesor Offenburg University of Applied Sciences di Jerman, mendukung hipotesa tersebut. 

Hasil penelitian itu, hanya secuil YouTuber yang menjadi kaya dan berlimpah uang. Penelitian itu mencatat hanya 3 persen YouTuber populer yang bisa menghasilkan uang US$16.800 atau Rp240 juta per tahun, melalui pendapatan iklan. Angka penghasilan itu hanya di atas sedikit dari batas garis kemiskinan di Amerika Serikat, yakni US$12.140 atau Rp173,4 juta per tahun. Artinya, merujuk pada garis kemiskinan di AS itu, mayoritas YouTuber masih ‘miskin’.

Baiknya Hati Reza Arap Bantu Keluarga Kecelakaan, Minta Warganet Tak Perlu Dipuji

Mereka 'raja dan ratu' YouTuber itu, menurut studi Bärtl, menghasilkan lebih dari 1,4 juta view per bulan. Sedangkan mayoritas YouTuber, yakni 96,5 persen kreator di platform milik Google itu tak pernah menghasilkan pendapatan di atas garis kemiskinan tersebut.

YouTuber Golden Play ButtonYouTuber emas Indonesia
Viral Detik-Detik YouTuber Kecelakaan karena Main HP saat Kendarai McLaren

Gambaran YouTuber untuk menjadi kaya kian berat. Berdasarkan fakta yang disampaikan firma pemasaran populer asal London, The Goat Agency, rata-rata tingkat iklan yang menghasilkan bagi YouTuber sekitar US$1 per 1000 view. Sedangkan faktanya, menurut data The Goat Agency, mayoritas YouTuber hanya mendapatkan kurang dari rata-rata tersebut, malah sebagian besar hanya sepertiga dari rata-rata pendapatan iklan itu. 

Mendapatkan uang dari YouTube kini makin susah, seiring dengan YouTube mengubah kebijakan monetisasi pada platformnya. Platform video milik Google itu mengetatkan aturan untuk bisa memanen uang di YouTube. 

Dalam aturan barunya, untuk bisa memonetisasi, YouTuber wajib memiliki pelanggan di atas 1.000 pelanggan, dengan 4 ribu jam tayang pelanggan selama 12 bulan terakhir.  

Baca: Dibalik bersih bersih YouTube

Aturan baru ini mengganti aturan lama monetisasi YouTube, yang mana YouTuber setidaknya harus memiliki 10 ribu jam tayang sepanjang membuat kanal YouTube. Jika bisa memenuhi itu barulah YouTuber bisa bergabung dalam YouTube Partner Program dan memonetisasi konten. (ren)

Ida Bagus Ngurah Parthayana

Turah Parthayana, Inspirasi Generasi Muda untuk Pendidikan Global

Keberadaan Turah sebagai Duta Pendidikan Rusia menegaskan bahwa pendidikan, sains, dan budaya dapat menjadi jembatan penting untuk memperkuat hubungan antarbangsa.

img_title
VIVA.co.id
2 Desember 2024