Komunikasi Monyet dan Manusia Ternyata Mirip
- dailymail
VIVA – Peneliti dari University of Tubingen, Jerman, menyebutkan kalau manusia berbicara terdiri dari unit-unit kecil sekitar 7 detik lamanya. Ritme berbicara ini melekat pada produksi suku kata hasil dari proses kontrol berbicara kepada otak.
Kepala Peneliti University of Tubingen, Steffen Hage mengatakan, apabila manusia ingin mengetahui evolusi berbicara, maka harus berkaca dari hewan yang memiliki hubungan paling dekat, yakni primata atau monyet.
Untuk membuktikannya, Hage bersama timnya melakukan penelitian terhadap monyet jenis marmoset yang berasal dari Amerika Selatan mengenai hasil ucapan mereka dan irama yang dihasilkan.
Menurut Hage, mereka memiliki relasi cukup dekat dengan manusia daripada burung pengicau (Perching Birds) yang beberapa kali diteliti dari ritme dan panjangnya suku kata.
Hage dan tim merekam ribuan contoh ucapan marmoset seperti 'tsiks', 'ekks', dan 'phees'. Monyet tersebut berbicara dengan interval yang tidak teratur.
"Ucapan 'phee' sejauh ini dinilai sebagai kata utama mereka. Dilanjut dengan kata 'tsik' dan 'ekk'. Ini poin tertentu dalam suatu panggilan," kata Hage, seperti dilansir situs Science Daily, Jumat, 23 Februari 2018.
Selain itu, ia juga menemukan bahwa kata 'phee' yang disebutkan dalam nada panjang merupakan unit-unit kecil yang sama panjangnya dengan 'tsik' atau 'ekk', selama 100 mili per detik.
Ritme tersebut kemungkinan merupakan syarat dalam teknik berbicara sesungguhnya. Hage melihat bahwa marmoset bisa memberikan petunjuk yang dapat dimengerti untuk lebih memahami asal-usul dan sifat ucapan manusia.
"Sampai sekarang ucapan panjang 'phee' tidak bisa disimpulkan seperti yang kami lakukan. Sama seperti kita, marmoset memiliki ritme yang terhubung satu sama lain. Mereka mampu mengendalikan ucapan suku kata, dan bahkan sama cepatnya," jelas Hage.