Iran Gagal Paham, Kadal Kok Jadi Mata-mata Uranium
- www.pixabay.com/PollyDot
VIVA – Gara-gara kadal, mantan pemimpin tingkat tinggi militer Iran mengeluarkan pernyataan yang salah paham dan tak masuk akal.Â
Mantan petinggi militer Iran, Hassan Firuzabadi menuding Israel memanfaatkan kadal sebagai mata-mata untuk menarik gelombang atom. Kadal mata-mata itu, menurutnya, akan menarik gelombang atom dan bertujuan mengidentifikasi lokasi tambang uranium Iran.Â
Gelombang atom yang dimaksud sang petinggi itu kemungkinan maksudnya adalah radiasi gamma, gelombang yang dipancarkan dari isotop radioaktif penambangan uranium.
Dikutip dari Live Science, Kamis 15 Februari 2018, Firuzabadi yang menjabat sebagai penasehat militer pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengeluarkan pernyataan demikian atas penangkapan para aktivitas lingkungan yang masuk Iran.Â
Diduga aktivis lingkungan ini menyelundupkan reptil itu misalnya bunglon maupun kadal untuk menjalankan misi spionase tersebut.Â
"Kami menemukan kulit mereka (kadal) menarik gelombang atom dan mereka ingin mengetahui tambang uranium nuklir Iran," tuding Firuzabadi dikutip dari Iranian Labour News Agency.Â
Tudingan Firuzabadi itu mendapat bantahan dari dua pakar reptil, Eric Pianka dan Barry Sinervo. Kepada Live Science, kedua pakar itu kompak membantah klaim tersebut.Â
Menurut Pianka, tudiangan kadal bisa mendeteksi radiasi gamma adalah membingungkan. Sebab kulit kadal terbuat dari protein yang sama persis dengan kulit manusia, keratin.Â
Pakar itu menjelaskan sisik kadal terdiri dari dua jenis protein keratin, yakni keratin A dan keratin B. Kedua protein itu tak punya kemampuan khusus mendeteksi uranium atau bahan radioaktif lainnya.Â
"Ini jelas-jelas omong kosong," ujar Pianka yang merupakan profesor zoologi Universitas Texas Austin, Amerika Serikat.
Senada, Sinervo juga membantah gagasan Kala bisa digunakan mata-mata untuk mengendus tambang uranium. Dia menjelaskan, kadal yang berdarah dingin akan mencari tempat hangat untuk hidup. Hewan ini tak punya dorongan untuk terjun ke tambah uranium dingin.Â
"Jadi klaim tersebut, berdasarkan yang kami ketahui tentang motivasi dan pembelajaran kadal, itu tidak masuk akal," tegasnya.