Ada Komputer Bisa Baca Pikiran Manusia, Waspadalah
- Courtesy of the Flatiron School/Handout via REUTERS
VIVA – Teknologi pembelajaran mesin menggali jauh ke dalam otak untuk mengidentifikasi materi pelajaran yang didengarkan. Teknologi pembaca pikiran, saat ini, mungkin sudah mendekati kenyataan ketimbang apa yang manusia pikirkan.
Menurut laman IBTimes, Jumat 2 Februari 2018, tim yang terdiri beberapa ilmuwan internasional dari Institut Penelitian dan Pendidikan D'Or, Rio de Janeiro, Brasil, telah menggunakan mesin Magnetic Resonance (MR) untuk membaca pikiran manusia.
Mesin ini berbasis pada kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Peneliti lalu mengumpulkan enam peserta untuk mendengarkan 40 jenis musik yang berbeda, mulai dari klasik hingga rock.
Penelitian ini juga dipantau oleh mesin MR yang terhubung dengan komputer. Menurut salah satu peneliti, Sebastian Hoefle, komputer ini dilengkapi dengan perangkat lunak (software) khusus yang bisa mengidentifikasi 'sidik jari saraf' dari setiap lagu atau pola otak spesifik yang terkait dengannya.
"Hal ini dilakukan dengan mencari fitur musik seperti ritme, tonalitas, dinamika dan timbre," ungkap Hoefle. Usai dilakukan tes, maka komputer diberi pilihan dua lagu dan diminta untuk mengidentifikasi yang telah didengar oleh peserta.
Lebih Akurat
Hasilnya 85 persen akurat dan secara signifikan lebih akurat daripada penelitian sebelumnya. Hoefle dan tim peneliti kemudian membuat tugas yang lebih sulit dengan memberikannya 10 lagu pilihan, di mana hanya ada satu jawaban yang benar.
"Komputer, lagi-lagi, berhasil mengidentifikasi lagu yang dimaksud dengan tingkat keakuratan mencapai 74 persen. Temuan ini dideskripsikan dalam makalah yang sudah dimuat dalam Jurnal Scientific Reports," paparnya.
Teknik 'penguraian otak' ini bisa membuka jalan bagi penelitian selanjutnya untuk merekonstruksi pemikiran, pendengaran dan ucapan batin.
Hal ini mungkin terbukti sangat bermanfaat bagi orang-orang dengan sindrom 'terkunci,' karena dapat menyebabkan perkembangan antarmuka otak-komputer lanjutan, yang memungkinkan manusia yang memiliki sindrom tersebut bisa berkomunikasi. (ren)