Tampang Cewek 9.000 Tahun Lalu, Cantik Gak?
- Instagram/@porelojocerradura
VIVA – Peneliti berhasil merekonstruksi remaja cewek yang hidup sekitar 9 ribu tahun lalu. Wajah remaja wanita ini diperlihatkan oleh para peneliti dari Universitas Athens Yunani di Museum Acropolis.Â
Hasil penelitian tim peneliti menunjukkan, cewek ini hidup pada periode Mesolitik di Yunani. Pada periode tersebut, manusia sedang berubah cara mendapatkan makanan dari memburu menjadi bercocok tanam.Â
Dilansir dari laman National Geographic, Senin 22 Januari 2018, peneliti memberi nama remaja ini Avgi atau dalam bahasa Inggris diartikan sebagai Dawn atau awal hari. Penamaan itu didasari Avgi diperkirakan hidup pada awal peradaban.
Untuk merekonstruksi wajahnya dibutuhkan beberapa ahli endokrinologi, ortopedi, saraf, bioteknologi, dan radiologi. Penelitian ini menemukan tulang remaja cewek ini seperti pada tulang remaja cewek berumur 15 tahun, sedangkan dari giginya menunjukkan fosil itu merupakan cewek berumur sekitar 18 tahun.
Tim peneliti juga bekerja dengan arkeolog asal Swedia, Oscar Nilsson yang memiliki keahlian dalam bidang rekonstruksi. Ia berhasil menggambarkan banyak wajah manusia kuno. Nilsson memulai merekonstruksi pada tempurung kepala Avgi yang ditemukan di Gua Theopetra pada 1993.Â
Peneliti melakukan CT scan pada tempurung kepala tersebut dan dengan menggunakan printer 3D, tim peneliti membuat replika yang sesuai dengan hasil pemindaian.Â
"Menempelkan beberapa bagian yang menggambarkan ketebalan pada beberapa titik anatomi di bagian tertentu wajah," ujar Nilsson. Namun peneliti belum bisa memperkirakan kapan Avgi meninggal.
Wajah Avgi bukanlah yang pertama direkonstruksi oleh para peneliti Universitas Atens dan Nilsson. 7 tahun lalu mereka juga berhasil membuat replika wajah anak perempuan berumur 11 tahun bernama Myrtis yang hidup pada 470. Ia meninggal pada epidemik penyakit tifoid yang melanda Atena pada abad ke-5.
"Setelah merekonstruksi berberapa wanita dan pria dari zaman batu, saya pikir beberapa fitur wajah menghilang oleh waktu. Secara umum, kami terlihat kurang maskulin, baik pria dan wanita pada hari ini," ujar Nilsson.