Aplikasi Gay Marak Lagi, Rudiantara Mau Surati Google

Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Danar Dono

VIVA – Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, menampik jika pihaknya hanya berdiam diri dengan maraknya situs atau aplikasi penyimpangan seksual yang bermuatan konten negatif.

Grand Syekh Al Azhar Kecam Keras Pembukaan Kontroversial Olimpiade Paris 2024

Beberapa waktu lalu, layanan jejaring sosial Blued kembali heboh. Sebab, Blued merupakan salah satu aplikasi jejaring sosial khusus penyuka sesama jenis alias lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).

Dikatakan heboh, karena Blued masih aktif. Hal ini terkuak setelah penangkapan lima orang pria yang tengah pesta seks di Puncak, Cianjur, Jawa Barat. Setelah diinterogasi Kepolisian Resor Cianjur, pertemuan mereka direncanakan lewat aplikasi Blued.

Wanda Hara Bakal Dilaporkan ke Polisi, Advokat Ini Singgung Ingin Beri Sanksi Tegas untuk Kaum LGBT

Namun, Rudiantara mengklaim bahwa Blued sudah diblokir sejak 2016. Tapi kemudian berpindah DNS dan pada tahun lalu kembali diblokir. Pria yang akrab disapa Chief RA itu pun menegaskan Kominfo kembali melakukan upaya pemblokiran.

"Senin kemarin (15 Januari 2018) sudah ada 70-an aplikasi di playstore yang sudah kita minta ke Google untuk diblok. Blued pindah-pindah terus dan sudah gunakan DNS lebih dari 6 kali," katanya di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Kamis, 18 Januari 2018.

Brigjen Mukti Ungkap Fakta Mengejutkan Poppers, Ternyata Obat Perangsang Favorit LGBT

Surati Google

Rudiantara juga menegaskan bahwa tidak ada jalan lain selain menyurati Google agar aplikasi bermuatan negatif dimusnahkan. "Platformnya  cuma punya Google. Ya, kita harus pantau terus. Kalau ada yang muncul blok lagi," papar Rudiantara.

Sementara yang berkaitan dengan situs bermuatan konten negatif, Rudiantara menyebut bahwa Kominfo punya penangkalnya, yaitu mesin pengais konten negatif (AIS) yang dulunya disebut mesin sensor internet.

"Ada puluhan situs yang berkaitan dengan LGBT kita saring dan gampang," tutur dia. (ren)

Mahasiswi yang menjadi korban penganiayaan ustazah saat melapor di Polres Lombok Barat (Satria)

Masih Ada Rasa Cinta, Ustazah di Lombok Aniaya Mahasiswi Gegara Cemburu

Seorang mahasiswi di Lombok, Nusa Tenggara Barat dianiaya mantan ustazahnya karena cemburu mahasiswi tersebut memiliki kedekatan dengan dengan seorang pria.

img_title
VIVA.co.id
19 Oktober 2024