Air di Planet Mars Lenyap, Biangnya Ternyata Sistem Spons

Ilustrasi permukaan Planet Mars.
Sumber :
  • www.pixabay.com/ChadoNihi

VIVA – Studi baru menunjukkan bagaimana air di Planet Mars yang berlimpah di masa lalu kemudian lenyap pada masa kini. 

Manusia Bisa Berwisata ke Mars

Hasil analisis pemodelan tim ilmuwan Departemen Ilmu Bumi Universitas Oxford, Inggris menunjukkan, permukaan Mars ternyata menyerap semua air di permukaan, sehingga Planet Merah itu kini kering dan tak layak huni. 

Ilmuwan tersebut menjelaskan, biang dari lenyapnya air di permukaan Mars adalah adanya kerak basal yang terbentuk dari lahar. Kerak basal ini berfungsi layaknya spons. 

NASA Cari Volunteer untuk Tinggal 1 Tahun di Mars, Ini Syaratnya

"Orang-orang telah memikirkan misteri ini dalam waktu yang lama. Namun, tak ada yang menguji teori air diserap sebagai hasil reaksi batuan sederhana. Salah satu alasan mengapa Mars kehilangan semua airnya, bisa jadi karena mineraloginya," ujar ilmuwan NERC Research Fellow Departemen Ilmu Bumi Universitas Oxford, Jon Wade dikutip dari IBTimes, Kamis 21 Desember 2017.

Sebelumnya, teori lenyapnya air dari permukaan Mars karena runtuhnya medan magnet Mars miliaran tahun lalu. Hilangnya medan magnet ini membuat air di permukaan Mars menguap ke luar angkasa.  

Planet Tetangga Bumi akan Hilang 2 Minggu

Untuk sampai pada kesimpulan tersebut, tim Wade menggunakan pemodelan komputer dalam memahami berapa banyak air yang dikeluarkan dari permukaan Mars melalui reaksi dengan bebatuan. Dari pemodelan itu, tim menemukan kerak basal bisa menahan sekitar 25 persen lebih banyak air dibanding yang ada di Bumi. 

Wade mengatakan, sistem lempeng tektonik di Bumi saat ini mencegah perubahan drastis tingkat air permukaan. Menurutnya, batuan basah pada sistem lempeng di Bumi telanjur mengalami dehidrasi sebelum memasuki mantel yang relatif kering. Namun, Bumi pada masa awal dan Mars, tak memiliki sistem daur ulang air seperti di Bumi saat ini. 

"Sementara itu, di Mars, air yang bereaksi dengan lahar letusan membentuk kerak basal. Ini menghasilkan efek spons. Air Mars kemudian direaksikan dengan bebatuan membentuk berbagai mineral yang mengandung air," katanya. 

Selanjutnya, reaksi batuan air tersebut mengubah mineralogi batu dan menyebabkan permukaan Mars menjadi kering dan konsekuensinya tak cocok untuk kehidupan. 

Tim ilmuwan mengatakan, hasil studi pemodelan ini memang mematahkan ambisi eksplorasi masa depan Planet Mars, yang berencana mengekstraksi air. Sementara itu, temuan pemodelan itu tak mendukung ekstraksi air. (art) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya