10 Tahun Lagi, Harga Nuklir Akan Lebih Ekonomis
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, nuklir sangat memungkinkan digunakan sebagai pengganti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Pada masa mendatang, menurut dia, bahan baku nuklir yang bisa menghasilkan daya listrik, seperti uranium dan thorium, akan bisa digali.
"Kami berpikir untuk tidak saat ini, tapi untuk 10 tahun ke depan akan berbeda hitungannya. Kalau batu bara dan gas (jumlahnya) menipis, maka (harga nuklir) akan lebih ekonomis," kata Djarot kepada VIVA, Senin, 20 November 2017.
Ia juga menyebutkan dua wilayah Indonesia yang berpotensi untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yakni Bangka dan Jepara. Alasan dipilihnya dua wilayah tersebut karena potensi diguncang gempa bumi sangat minim.
Seperti diketahui, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar menilai listrik dengan menggunakan energi nuklir terlalu mahal dari sisi komersial.
Adapun biaya pokok penyediaan (BPP) listrik untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ada pada rentang 9,7-13,6 sen dollar per KWh, atau lebih mahal ketimbang menggunakan energi uap.
Kendati demikian, Batan tetap melanjutkan pembangunan reaktor daya eksperimental untuk kepentingan riset.