Mana yang Lebih Buruk, Ganja atau Alkohol?

Operasi Ladang Ganja
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rahmad

VIVA – Ilmuwan ternyata telah menemukan jawaban untuk pertanyaan di atas. Alkohol dan ganja memang dua senyawa yang bisa memabukkan dan membuat ketagihan karena berpengaruh pada jantung, otak dan perilaku penggunanya.

Awas! 5 Kebiasaan yang Diam-Diam Memicu Risiko Kanker

Berikut beberapa perbandingan yang dilakukan ilmuwan terkait bahaya ganja dan alkohol, dikutip dari Science Alert.

1. Belum ada berita kematian akibat ganja
Menurut data Center of Disease Control (CDC), sebanyak 30 ribu orang meninggal tahun lalu karena konsumsi alkohol di AS. Angka ini belum termasuk kejadian meninggal bunuh diri atau kecelakaan yang disebabkan minuman keras. Jika semua data itu dimasukkan, maka total ada lebih dari 90.000 kematian akibat alkohol. Sedangkan kematian akibat konsumsi ganja atau overdosis, belum pernah ada laporan satu pun, menurut Badan Penanggulangan Obat di AS.

Bau Sepatu? Coba Gunakan 8 Bahan Ini Tanpa Perlu Mencuci!

2. Ganja tak terlalu adiktif ketimbang alkohol
Survei menunjukkan, sedikitnya setengah populasi remaja di dunia pernah sekali mencoba ganja, namun hanya sedikit orang yang kecanduan. Survei National Institute on Drug Abuse yang melibatkan 8.000 orang antara umur 15 sampai 64 tahun menemukan jika hanya 9 persen yang didiagnosa kecanduan ganja. Sedangkan alkohol sekitar 15 persen. Angka yang cukup besar untuk kecanduan kokain, heroin dan nikotin, masing-masing 17, 23 dan 32 persen.

3. Ganja merusak jantung
Tidak seperti alkohol yang membuat detak jantung bergerak perlahan, ganja justru membuatnya berdetak kencang sehingga menimbulkan efek negatif jangka pendek pada jantung. Namun tetap saja, laporan dari National Academies of Sciences Januari lalu, menemukan tidak ada bukti yang mendukung teori ganja bisa berisiko sakit jantung. Sedangkan konsumsi alkohol, meski satu gelas sehari, berpotensi menimbulkan serangan jantung dan stroke.

5 Kebiasaan Sehat untuk Mencegah Penyakit Kronis

4. Alkohol sebabkan kanker, ganja tidak
Departemen kesehatan di AS menyebut alkohol sebagai karsinogen manusia. Bahkan peneliti dari National Cancer Institute mengatakan, semakin sering mengonsumsi alkohol maka semakin tinggi potensi terkena kanker. Sedangkan ganja pernah disebut memiliki dampak yang sama seperti merokok, penyebab kanker paru. Namun studi yang dilakukan Januari lalu membantah hal itu.

5. Alkohol lebih berbahaya saat dibawa berkendara
Penelitian yang dilakukan US National Highway Traffic Safety Administration menyimpulkan jika jumlah kecil THC (senyawa psikoaktif di ganja) di dalam darah tidak terlalu berisiko menimbulkan kecelakaan di jalan. Namun memiliki level alkohol dalam darah sebesar 0,05 persen mampu meningkatkan peluang kecelakaan di jalan sampai 575 persen. Jika dipadukan konsumsi keduanya, itu akan membuat lebih parah lagi.

6. Pemabuk kerap melakukan kekerasan, ganja tidak
Menurut Dewan Nasional yang mengurusi ketergantungan obat dan alkohol, konsumsi bir atau minuman beralkohol lainnya merupakan faktor yang menyebabkan 40 persen kekerasan yang terjadi. Apalagi kekerasan fisik dan mental.

7. Efek jangka panjang alkohol
Efek jangka panjang yang ditimbulkan ganja, menurut penelitian, tidak ada. Ganja hanya akan berdampak jangka pendek. Bahkan beberapa minggu setelah berhenti mengonsumsi ganja maka tubuh akan kembali seperti semula. Sedangkan peminum berat akan mengalami penyusutan memori, tak bisa fokus, dan emosi yang tak stabil, depresi dan cenderung waswas.

8. Alkohol berhubungan dengan obesitas
Studi American Journal of Preventative Medicine mengatakan jika alkohol bisa menaikkan berat badan dan penggunanya berpotensi obesitas. Sedangkan ganja mengurangi sinyal kelaparan dan membuat penggunanya selalu merasa kenyang.

Sejatinya, hasil kesimpulan ini tidak adil juga mengingat para ilmuwan telah meneliti efek alkohol sejak bertahun-tahun lalu. Namun penelitian tentang ganja belum terlalu lama dilakukan karena statusnya yang masuk dalam obat terlarang atau ilegal.

Yang jelas, baik alkohol maupun ganja tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dan selalu ada alasan untuk tidak mengonsumsi itu semua. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya