Nuklir Indonesia di Persimpangan Jalan
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Badan Tenaga Nuklir Nasional tetap melanjutkan pembangunan reaktor daya eksperimental untuk kepentingan riset.
Hal ini diungkapkan Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, meski pemerintah kemungkinan besar tidak menggunakan energi nuklir lantaran terbentur biaya.
Seperti diketahui, biaya pokok penyediaan (BPP) listrik untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ada pada rentang 9,7-13,6 sen dollar per KWh, atau lebih mahal ketimbang menggunakan energi uap.
"RDE tetap lanjut (pembangunannya) dan rencananya beroperasi tahun 2023. RDE bisa menghasilkan listrik berkapasitas 10 MWt atau sekitar 3 MWe," kata Djarot kepada VIVA, Jumat, 10 November 2017.
Ia mengatakan, saat ini Batan sudah masuk ke tahap desain awal atau Basic Engineering Design (BED). Desain awal ini, lanjut Djarot, dikerjakan oleh anak negeri di mana BED ini sudah dipublikasikan beberapa waktu lalu.
Menurutnya, dengan daya yang dihasilkan RDE, maka bisa melistriki 2.000 rumah masyarakat di wilayah Serpong, Tangerang, Banten, serta tetap sebagai fasilitas penelitian. (mus)