Menkominfo Fokus Pada 'Barang Busuk' di WhatsApp
- REUTERS/Dado Ruvic
VIVA – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyamakan aplikasi WhatsApp layaknya supermarket yang menjual apapun. Bukan tanpa alasan mengapa ia berkata demikian.
"Konten porno itu seperti sayur atau buahnya yang busuk. Yang kami lakukan sampai saat ini adalah tidak menutup supermarketnya. Karena, banyak pembeli masih keluar masuk ke dalam supermarket. Ada yang belanja beras dan lain-lain. Jadi, kita fokus sama barang busuknya, yaitu GIF," kata dia di Jakarta, Selasa, 7 November 2017.
Ia pun meminta kepada supermarket, dalam hal ini WhatsApp, agar tidak lepas tangan terkait keberadaan konten porno pada GIF yang menempel di platformnya.
"Coba sudah di cek belum? Sudah mulai hilang kan? Memang belum 100 persen tapi sudah cepat sekali hilangnya karena GIF sudah takedown sendiri. Kemudian juga yang Tenor. Teman-teman operator penyelenggara internet sudah melakukan pemblokiran," ungkapnya.
Pemerintah masih menunggu batas waktu hingga 2x24 jam dari pihak WhatsApp untuk membersihkan konten pornografi di aplikasinya.
Konten GIF adalah layanan yang tersedia dari luar WhatsApp. Sehingga, untuk memonitor pun agak sulit karena memiliki enkripsi end-to-end.
Dalam pernyataannya, WhatsApp bilang kalau mereka menggunakan database GIF milik Giphy dan Tenor.
Giphy adalah layanan yang menjadi favorit banyak pengguna GIF di dunia maya. Database GIF yang ada di di Giphy sangatlah besar, dan sayangnya, konten pornografi juga ada di dalamnya.